Petani Gembira Harga Rotan Di Kotim Naik

oleh
oleh

Petani rotan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Kalimantan Tengah gembira karena harga rotan kembali naik sehingga mereka bisa mendapat penghasilan yang lumayan. <p style="text-align: justify;">"Saat ini harga rotan basah sekitar Rp2.800 per kilogram, naik dibanding biasanya yang hanya Rp2.200 hingga Rp2.400 per kg. Naiknya harga rotan itu salah satunya dipicu melemahnya nilai tukar rupiah," kata Dahlan Ismail, seorang pengusaha rotan di Kelurahan Kotabesi Hilir, Jumat.<br /><br />Kenaikan harga ini disambut gembira karena dua tahun terakhir harga rotan anjlok setelah diberlakukannya larangan ekspor rotan mentah mulai Desember 2011 silam sehingga banyak rotan yang membusuk karena tidak terjual.<br /><br />Sejak larangan ekspor tersebut, harga rotan anjlok karena hanya sebagian kecil hasil panen petani rotan di tanah air yang bisa ditampung oleh industri rotan dalam negeri, sedangkan sisanya tidak tertampung.<br /><br />Petani berusaha tetap bertahan meski harga merosot tajam. Namun dampak anjloknya harga, banyak pengepul yang golong tikar dan petani beralih mencari pekerjaan lain untuk bertahan hidup.<br /><br />Kenaikan harga rotan saat ini sudah berlangsung sekitar tiga pekan terakhir. Petani dan pengumpul rotan yang paling merasa bersyukur dengan adanya kenaikan harga tersebut, seraya berharap harga rotan akan terus membaik.<br /><br />"Rata-rata per minggu petani rotan mampu menjual rotan mentah sebanyak 400 kilogram lebih, atau sekitar 1,5 ton hingga 1,6 ton per bulan," ucap Dahlan.<br /><br />Meskipun harga sudah meningkat, menurut pria yang juga Ketua Perhimpunan Masyarakat Petani, Pekerja, dan Pengumpul Rotan Kabupaten Kotim itu, pelaku bisnis rotan tetap merasakan dampak dari kebijakan penutupan keran ekspor rotan mentah. Sebab, sebelum larangan ekspor diberlakukan pada 2011 lalu, harga rotan mentah di tingkat petani dan pengumpul mancapai Rp3.500 per kg.<br /><br />Kebanyakan pelaku usaha di Kotim menjual hasil rotannya ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan, ataupun ke Pontianak, Kalimantan Barat. Pengirimannya melalui jalur-jalur tikus  untuk selanjutnya dikirim ke luar negeri.<br /><br />Sebagian pengusaha lebih memilih menyelundupkan rotan karena harga jual rotan untuk memenuhi industry dalam negeri sudah mencukupi dan harga belinya lebih rendah. Tetapi jika dijual melalui jalur tikus ke Banjarmasin ataupun Pontianak, untuk rotan kering harganya bisa mencapai Rp12 ribu hingga Rp13 ribu per kg nya.<br /><br />Sementara, Ketua Asosiasi Pengusaha dan Petani Rotan Kabupaten Kotim, Dadang H Syamsu menyatakan bersyukur dengan kenaikan harga rotan itu. Lebih jauh dia menilai, terjadinya penjulan rotan melalui jalur-jalur tikus itu tidak lain akibat terbitnya peraturan larangan ekspor.<br /><br />"Jika dilihat dari segi hukum perbuatan itu memang jelas melanggar, namun apabila dilihat lagi dari segi ekonomi sosial, perbuatan itu adalah sebuah keterpaksaan," ungkap dia. <strong>(das/ant)<br /></strong></p>