Kenaikan harga sejumlah produk pertanian Kalimantan Barat (Kalbar) di akhir tahun 2010 belum menjamin petani sejahtera karena mereka harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk pengeluaran dibanding pendapatan yang diterima. <p style="text-align: justify;">"Meski di lapangan harga-harga produk pertanian naik, tetapi belum tentu mereka sejahtera karena mereka juga mengeluarkan uang untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat, Edi Rahman Asmara, di Pontianak, Kamis (06/01/2011). <br /><br />Menurut dia, nilai tukar petani (NTP) gabungan di Kalbar pada Desember 2010 turun 0,22 poin dari 102,05 poin di November menjadi 101,83 poin. <br /><br />Ia melanjutkan, indek harga yang diterima petani di Kalbar pada Desember 2010 mengalami kenaikan dari 127,37 di November menjadi 128,55. <br /><br />Kondisi itu dipengaruhi oleh kenaikan indeks tanaman pangan 1,25 persen; hortikultura 1,02 persen; tanaman perkebunan rakyat 0,6 persen dan perikanan 1,45 persen sedangkan peternakan turun 0,02 persen. <br /><br />Namun, kata dia, indek harga yang dibayar petani mengalami kenaikan 1,14 persen dibanding bulan sebelumnya menjadi 126,24 poin. <br /><br />Kenaikan itu terutama dipengaruhi dari indek konsumsi rumah tangga 1,44 persen serta indek biaya produksi dan penambahan barang modal 0,06 persen. <br /><br />Ia menambahkan, naiknya indek konsumsi rumah tangga di Desember 2010 dibandingkan bulan sebelumnya juga menunjukkan terjadinya inflasi pedesaan 1,44 persen. <br /><br />Hal itu membuat NTP tanaman padi dan palawija naik 0,05 persen menjadi 94,69 poin dibanding November. NTP Hortikultura turun 0,3 persen menjadi 100,56 poin. <br /><br />NTP tanaman perkebunan rakyat turun 0,54 persen menjadi 120,23 poin; NTP peternakan turun 0,87 persen menjadi 84,99 poin; dan NTP perikanan naik 0,65 persen menjadi 107,64 poin. <br /><br />Kepala BPS Kalbar Iskandar Zulkarnain mengatakan, kenaikan harga produksi pertanian tidak terlepas dari berbagai faktor seperti kondisi cuaca yang ekstrim dan distribusi yang tidak lancar. <br /><br />"Sehingga terjadi inflasi, dan inflasi ini yang harus ikut ditanggung petani karena mereka langsung menjadi konsumen ketika mulai mengeluarkan uang guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," kata Iskandar Zulkarnain. <br /><br />Inflasi tahunan di Kalbar sepanjang 2010 tercatat sebesar 8,52 persen atau hampir dua kali lipat dibanding 2009 sebesar 4,9 persen.<strong> (phs/Ant)</strong></p>