Ratusan petani padi Desa Bapeang, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah mengharapkan perhatian dari pemerintah daerah. <p style="text-align: justify;">"Selama ini keberadaan kami sebagai petani kurang diperhatikan oleh pemerintah daerah," kata salah seorang petani Desa Bapeng, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Yusuf, di Sampit, Jumat. <br /><br />Ia mengatakan, akibat masih minimnya perhatian dari pemerintah daerah itu produksi padi petani tidak maksimal karena penggarapan lahan masih terbatas. <br /><br />Menurut Yusuf, lahan yang tidak tergarap sekarang menjadi sarang tikus dan menyerang tanaman padi petani yang berada di dekatnya. <br /><br />Selama ini pemerintah daerah hanya memberikan bantuan berupa bibit padi kepada petani sebanyak 25 hingga 30 kilogram per hektare, namun tidak diberikan bimbingan secara khusus. <br /><br />"Dalam satu hektare hasil panen kami mencapai tiga hingga empat ton gabah kering giling, sebetulnya hasil panen bisa lebih dari itu kalau tidak sering diserang hama tikus," katanya. <br /><br />Lahan sawah di Desa Bapeang luasannya mencapai 250 hektare lebih dan pada umumnya sawah tadah hujan. <br /><br />Yusuf mengungkapkan, harga pupuk di tingkat petani juga masih tinggi meski pemerintah daerah telah memberikan subsidi. Untuk pupuk urea sebesar Rp80 ribu per sak isi 50 kilogram, TSP Rp100 ribu dan pupuk ponska sebesar Rp120 ribu per 50 kilogram. <br /><br />Sementara Bupati Kotawaringin Timur Supian Hadi mengatakan, produksi padi masih rendah dari 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur 13 kecamatan di antaranya mengalami rawan pangan karena produksi berasnya tidak mencapai target yang telah ditentukan. <br /><br />"Ketiga belas kecamatan yang rawan pangan itu meliputi Mentaya Hilir Selatan, Mentaya Hilir Utara, Mentawa Baru Ketapang, Baamang, Seranau, Kota Besi, Telawang, Cempaga Hulu, Parenggean, Mentaya Hulu, Bukit Santuai serta Kecamatan Antang Kalang," katanya. <br /><br />Daerah yang dinilai rawan pangan dinilai dari sisi rendahnya produksi beras dan untuk menutupi kekurangan itu pemerintah daerah terpaksa mendatang beras dari luar daerah agar kebutuhan beras tercukupi. <br /><br />"Kami harap kekurangan beras ini dapat segera diatasi dengan cara meningkatkan cetak sawah, infrastrukturnya dipenuhi, sumber daya manusia (SDM) atau petani dibekali dengan pengetahuan," ungkapnya. <br /><br />Kalau semua cara itu telah terpenuhi dipastikan produksi beras di Kotawaringin Timur akan terpenuhi. <strong>(das/ant)</strong></p>