Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Kalimantan Tengah, Rigumi meminta kepada kalangan pegawai negeri sipil (PNS) di Kalteng untuk mewaspadai kemungkinan masuknya paham Negara Islam Indonesia (NII). <p style="text-align: justify;">"PNS di seluruh kabupaten hendaknya mewaspadai masuknya paham NII ke Kalteng, karena hal ini bisa menyesatkan. Begitu pula terhadap masyarakat hendaknya berhati-hati dengan gerakan tersebut," kata Rigumi, di Palangka Raya, Jumat.<br /><br />Menurutnya, berdasarkan pengamatan yang pihaknya lakukan, paham NII di Kalteng belum ditemukan. Namun demikian, semua pihak diminta tetap mewaspadai hal tersebut, karena ada beberapa daerah atau kabupaten yang perlu perhatian khusus.<br /><br />"Ada beberapa kabupaten yang perlu menjadi perhatian, terutama sekali yang berdekatan dengan daerah perbatasan," ujarnya.<br /><br />Diutarakannya, berkaitan dengan hal tersebut, pihaknya telah menyampaikan imbauan resmi ke kabupaten/kota se-Kalteng melalui Surat Gubernur Kalteng, dengan demikian tentunya PNS harus memahami dan perlu mawas diri.<br /><br />"Kita tidak ingin paham NII masuk ke Kalteng. Untuk itu perlu diantisipasi sedini mungkin," tegasnya.<br /><br />Sementara Wakil Gubernur Kalteng Ir H Acmad Diran mengatakan, salah satu fondasi untuk menggalang kerukunan adalah dengan menggali berbagai kearifan lokal yang ada di Tanah Air.<br /><br />"Dengan adanya kearifan lokal itu, maka bangsa ini dikenal sebagai bansa yang rukun, harmonis, dan bermartabat," ujarnya.<br /><br />Kemudian, lanjut dia, kearifan lokal sebagai bagian dari kekayaan bangsa, biasanya mempunyai kecenderungan bertumpu pada keseimbangan dalam hubungan dengan Tuhan, manusia, dan alam.<br /><br />"Hal itulah yang benar-benar mampu menyelamatkan bangsa ini secara penuh. Terlebih, idealisme dan semangat juang kita sebagai bangsa Indonesia akhir-akhir ini tampak memudar dikarenakan adanya kepentingan-kepentingan sempit," tandasnya.<strong> (das/ant)</strong></p>