Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Barat, AKBP Nowo Winarti menyatakan pihaknya kini sedang mempersiapkan rencana pengamanan sepanjang bulan Ramadhan dan Lebaran tahun 2015. <p style="text-align: justify;">"Keenam TKI asal Lombok itu, berusaha masuk melalui Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) Entikong, di Sanggau, Jumat (22/5) sore, tetapi berhasil digagalkan oleh Polsek Entikong dan kami," kata Koordinator P4TKI Wilayah Entikong Andi Kusuma Irfandi saat dihubungi di Pontianak, Sabtu.<br /><br />Ia menjelaskan keenam TKI asal Lombok, Nusa Tengara Barat, tersebut saat dilakukan pemeriksaan tidak memiliki dokumen yang lengkap, mereka hanya memiliki paspor, sementara visa kerja tidak mereka miliki.<br /><br />"Menurut pengakuan TKI itu, mereka akan bekerja di sebuah perkebunan kelapa sawit di Sibu, Malaysia. Dan TKI tersebut dibawa oleh seorang agen bernama Kasim, tetapi mereka tidak didukung oleh visa kerja, dan KTLN (Kontrak Kerja dan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri)," ungkapnya.<br /><br />Saat ini, keenam TKI tersebut sudah dititipkan di Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Barat, sambil menunggu proses pemulangan mereka ke kampung halamannya, kata Andi.<br /><br />Ia mengimbau masyarakat agar berhati-hati ketika akan bekerja ke luar negeri, karena banyak agen yang menjanjikan kepada para calon TKI, bahwa ketika bekerja ke Malaysia misalnya, akan mendapat upah yang besar.<br /><br />"Kalau para agen merekrut TKI tanpa dilengkapi dokumen yang lengkap, maka para TKI tersebut berpotensi hanya akan ditelantarkan atau malah mendapat upah tidak sesuai dengan yang diharapkan. Bisa-bisa malah ketika sudah berada di Malaysia, dihukum oleh pihak kepolisian sana, karena tidak punya dokumen lengkap," ujar Andi.<br /><br />Data P4TKI mencatat sepanjang 2015 pihak Polsek Entikong, Pamtas, dan P4TKI mencegah sekitar 55 orang calon TKI yang akan bekerja ke Malaysia secara ilegal.<br /><br />Sementara itu, Salam salah seorang TKI asal Lombok itu mengaku, dia dan kelima rekannya sudah membayar kepada agen atas nama Kasin masing-masing sekitar Rp3,5 juta agar bisa bekerja ke Malaysia.<br /><br />"Kami dijanjikan akan bekerja di perkebunan sawit di Malaysia dengan gaji yang cukup besar, tetapi hingga saat ini Kasim belum juga kami temukan saat berada di Entikong," ujarnya. (das/ant)</p>