Produksi Padi Banjar Surplus 86.650 Ton

oleh
oleh

Produksi padi Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan pada 2010 mengalami surplus atau kelebihan kebutuhan sendiri sebanyak 86.650 ton gabah kering giling (GKG). <p style="text-align: justify;">"Total produksi padi sepanjang 2010 melampaui kebutuhan sehingga terjadi surplus atau kelebihan produksi," ujar Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banjar Eddy Hasbi di Martapura, Selasa (22/02/2011). <br /><br />Menurut dia, total produksi padi yang disumbang dari sejumlah kecamatan di kabupaten itu sebanyak 238.635 ton GKG, sedangkan kebutuhan hanya 151.985 ton GKG sehingga kelebihan produksi sebanyak 86.650 ton GKG. <br /><br />Kebutuhan pangan berupa padi di kabupaten yang jumlah penduduknya mencapai 506.204 jiwa itu digunakan untuk konsumsi, bibit, "buffer stock", pakan ternak hingga melayani kebutuhan industri. <br /><br />"Namun, produksi yang terdata itu masih berupa angka sementara yang diperkirakan dari produktivitas 3.512 ton per hektare dari luas panen yang terealisasi seluas 67.609 hektare," katanya. <br /><br />Ia mengatakan, produksi padi 2010 mengalami kenaikkan dibandingkan produksi padi tahun 2009 yang mencapai produksi 224.884 ton GKG atau terjadi kenaikkan sebesar 13.751 ton GKG (3,2 persen). <br /><br />Dikatakannya, produksi padi yang berhasil terealisasi sepanjang tahun 2010 masih belum maksimal akibat tidak terpenuhinya sasaran tanam yang ditarget seluas 73.900 hektare dan luas panen yang dicapai hanya 67.609 hektare. <br /><br />Disebutkan, penyebab tidak tercapainya sasaran tanam yang berdampak terhadap produksi padi secara keseluruhan itu disebabkan banjir yang melanda lima kecamatan penyumbang padi cukup besar di kabupaten itu. <br /><br />Lima kecamatan itu adalah Kecamatan Martapura, Martapura Barat, Martapura Timur, Astambul dan Kecamatan Sungai Tabuk yang areal persawahannya terendam sehingga tidak bisa ditanami bibit padi. <br /><br />"Banjir yang melanda lima kecamatan itu merendam ribuah hektar areal persawahan sehingga bibit padi tidak bisa ditanam disamping mengakibatkan gagal panen atau puso seluas 2.843 hektare," ujarnya. <br /><br />Ditambahkan, pihaknya terus berupaya meningkatkan produksi padi melalui program yang disiapkan diantaranya bantuan bibit padi kepada kelompok tani maupun penyuluhan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT). <br /><br />"Bantuan bibit diberikan agar petani mampu mencapai produksi maksimal disamping penyuluhan oleh petugas SLPTT yang diharapkan mampu memacu semangat petani meningkatkan produksi padi," katanya. <strong>(phs/Ant)</strong></p>