Dengan rata-rata produksi 1,049 ton per hektar per tahun karet kering, maka produktivitas karet unggul di Sintang dinilai sudah cukup optimal. <p style="text-align: justify;">“Kalau berdasarkan riset, untuk klon PB 260 itu 1,5 ton per hektar per tahun karet kering, tapi standar standar riset itu perlakukannya khusus dan dengan perawatan intensif yang dilakukan petani, produktivitas karet kita sudah mendekati angka riset tersebut,” ujar Gunardi, Kepala Seksi Pengembangan Perkebunan Rakyat, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sintang, Senin (31/01/2011).<br /><br />Mengukuhkan diri sebagai penghasil karet utama di Kalbar, saat ini klon karet unggul yang banyak dikembangkan di Kabupaten Sintang adalah PB 260 karena memiliki produktivitas yang cukup tinggi.Gunardi menjelaskan, setiap tahun ada penambahan perluasan kebun karet rakyat dalam jumlah yang tidak sedikit karena memang salah satu program utama Kabupaten Sintang yang dirancang bupati adalah perkebunan karet.<br /><br />Berdasarkan statistik perkebunan, untuk produksi tanaman karet pada tahun 2005 tercatat 28.375 ton per tahun yang diperoleh dari total areal perkebunan karet 59,696 hektar, peningkatan terjadi di tahun 2006 menjadi 29.344,52 ton per tahun dari total luas areal 65.681 hektar.<br /><br />Pada 2007, tercatat total produksi setahun mencapai 29.428 ton dari total luas areal 69.281, kemudian di 2008 diketahui total produksi menjadi 31.822,54 dari luas arel perkebunan karet 76.356 hektar dan data yang diimput terakhir yaitu tahun 2009 total produksi mencapai 34.600,74 ton per tahun dari total luas lahan mencapai 80.035 hektar.<br /><br />“Untuk data tahun 2010 masih sedang kami input dan melihat statistik yang ada, setiap tahun selalu ada penambahan jumlah produksi dan luas areal kebun karet,” kata dia.<br /><br />Pengembangan yang dilakukan pemerintah dan swadaya masyarakat lima tahun terakhir memang belum terlalu menampakkan hasil yang signifikan, namun menurutnya memasuki tahun keenam ini biasanya sudah ada yang mulai produktif.<br /><br />“Perkiraan kita mulai tahun ini akan terus terjadi peningkatan produksi karet dari Sintang banyak tanaman karet rakyat yang sudah mulai disiapkan untuk berproduksi,” ucapnya.<br /><br /><br />Areal Perkebunan Karet Meningkat<br /><br /><br />Ia mengatakan selama lima tahun terakhir juga terjadi peningkatan perluasan areal perkebunan karet yang cukup berarti dimana usulan masyarakat mencapai 35.401 hektar, namuan pemerintah melalui berbagai sumber pembiayaan hanya bisa memenuhi 16.769 hektar saja.<br /><br />“Untuk tahun 2010 saja sudah terealisasi penambahan areal perkebunan karet melalui pembiayaan pemerintah seluas 1.600 hektar, diluar pembiayaan pemerintah atau kebun swadaya yang dibangun atas biaya sendiri oleh masyarakat juga cukup luas,” ungkapnya.<br /><br />Dalam menunjang pengembangan perkebunan karet, terutama atas pembiayaan pemerintah baik pusat, provinsi maupunk abupaten, ia mengatakan masyarakat biasanya mengorganisasi diri dalam kelompok tani, kemudian dialokasikan bantuan untuk pengembangan kebun.<br /><br />“Kita secara teknis akan mendampingi kelompok dari sisi teknis budidaya, dalam satu tahun bisa lima sampai tujuh kali staf teknis memberikan pendampintan kepada petani,” ucapnya.<br /><br />Sejauh ini menurutnya memang ada beberapa kecamatan yang menjadi sentra pengembangan karet seperti Sintang, Kelam Permai, Sungai Tebelian, Tempunak dan Sepauk.<br /><br />“Namun setiap tahun kita upayakan untuk penyebaran pengembangan karet agar merata sehingga setiap kecamatan memiliki potensi yang sama terhadap produktivitas karet di Sintang,” jelasnya.<br /><br />Selain itu, daya dukung pengembangan karet rakyat ini juga ditentukan oleh keberadaan penangkar bibit karet unggul dimana sejak tahun 2006, Pemerintah Kabupaten Sintang sudah mengupayakan untuk mewujudkan kebun entres di tiap kecamatan.<br /><br />“Totalnya hingga saat ini ada 24,5 hektar kebun entres dengan harapan pemenuhan bibit karet unggul bisa dilakukan sendiri oleh masyarakat,” ucapnya.<br /><br />Ternyata kata dia, sejauh ini keberadaan penangkar yang lebih dekat dengan masyarakat sangat memudahkan aksesibilitas petani karet untuk mendapatkan bibit.<br /><br />“Kita tidak hanya membangun kebun entres, tetapi kelompok juga kita fasilitasi untuk memproduksi bibit karet sendiri, sekarang tinggal kembali kepada semangat para petaninya karena bibit adalah salah satu hal penting dalam memulai berkebun karet,” ucapnya. <strong>(phs)</strong></p>