Prof. Syarif : Kristalisasi Kekecewaan Tak Mengarah Pada Konflik

oleh
oleh

Gagal maju sebagai salah satu kandidat gubernur Kalbar lantaran tak dapat perahu dan penunjuknya koordinator baru untuk pemekaran provinsi Kapuas Raya menjadi tumpukan kekecewaan para pendukung Milton Crosby khususnya yang ada di wilayah timur Kalbar. Meskipun kecewa, para pendukung bupati Sintang tersebut diyakini tidak akan melakukan hal-hal yang sifatnya negatif apalagi sampai memicu konflik. <p style="text-align: justify;">“Tokoh masyarakat yang juga tokoh pemerintah yang ada di wilayah timur Kalbar atau saya istilahkan pedalaman jauh ini adalah orang besar. Meskipun sudah disakiti dan marah, namun beliau menyikapinya dengan sangat arif dan bijaksana. Begitu tenang dan santai dan tidak pula menampakan kemarahanya,”ungkap profesor Syarif Ibrahim Al qadrie saat dimintai komentarnya tentang kondisi politik masyarakat wilayah timur Kalbar saat berada di Sintang beberapa hari yang lalu.<br /> <br />Dikatakan Profesor, dirinya telah bertemu dengan banyak orang di dua kabupaten di wilayah pedalaman jauh termasuk Sintang. Menurutnya masyarakat wilayah timur memang sangat berharap, bupati Sintang tersebut maju dalam ajang pilgub Kalbar tahun ini. Dukungan kepada sosok bupati Sintang tersebut menurutnya minimal berasal dari 4 kabupaten yang ada di wilayah pedalaman jauh. Namun harapan masyarakat harus kandas, karena sang tokoh tidak mendapatkan perahu. Kekecewaan masyarakat kembali muncul, manakala tokoh koordinator yang memperjuangkan terbentuknya wilayah baru di Kalimantan Barat, bersama 4 bupati lain, tokoh masyarakat dan masyarakatnya ini digantikan posisinya oleh orang lain dengan cara penunjukan. <br /><br />“Saya melakukan wawancara dengan banyak orang, kekecewaan itu saya tangkap dari mereka. Meskipun akan mengkristal, tapi arahnya tidak akan negatif. Masyarakat di wilayah pedalaman jauh cenderung lebih santun dalam menyikapi sesuatu. Mereka tidak mudah terpancing apalagi mengarah pada terjadinya konflik,”jelasnya. <br /><br />Guru besar Fisipol Untan ini juga mengatakan kekecewaan pendukung Milton Crosby akan berpengaruh pada arah dukungan pada pilgub Kalbar September mendatag. Suara pendukung Milton Crosby menurutnya akan meluber kepada pasangan lain. Bisa jadi sebagian mengarah pada satu kelompok tertentu dan sebagian kepada calon lain.<br /><br />Apalagi dari wilayah pedalam jauh tepatnya kabupaten Kapuas Hulu, mantan bupatinya juga muncul mencalonkan diri. Ditambah lagi dengan kehadiran Morkes Effendi yang menurutnya telah banyak mempunyai pengaruh. Termasuk kandidat Armyn Alianyang dengan memanfaatkan latar belakang orang tuanya yang notabene berasal dari wilayah pedalaman jauh. Namun begitu menurutnya kondisi itu membuat calon incumbent sedikit diatas angin. “Kecuali tokoh dari timur yang diharapkan masyarakat ini muncul, maka kehadiranya bisa menjadi tandingan kuat bagi calon incumbent,”ucapnya.<br /><br />Konsekuensi konflik sebagai akibat pemanfaatan isu SARA di wilayah Kalimantan Barat secara umum sangatlah besar. Konflik SARA di Kalbar terjadi hampir tiap 30 tahun sekali. Mulai dari tahu 1900, hingga terakhir di tahun 1999 lalu setidaknya telah terjadi 4 kali konflik etnis skala besar. Tahun 2020an adalah tahun kelipatan kelima dan perlu diwaspadai. <br /><br />“Konflik itu bisa terjadi kalau pemerintah pusat tidak memperhatikan rakyatnya, kemudian kalau pemerintah daerah baik kabupaten maupun kota sibuk dengan kepentingannya sendiri, kemudian para elit politik dan ekonomi hanya mau berbuat untuk kepentingan politiknya saja. Apalagi kalau dari kalangan tokoh masyarakat menggerakan massanya dan calon-calon yang kuat ikut pula menggerakan massa, maka konflik tak bisa dielakan lagi,”bebernya. <br />Lebih jauh menurutnya konflik tersebut akan merusak tatanan multikulturalisme yang telah lama terbangun. Apalagi untuk masyarakat di pedalaman dekat yang lebih mudah terpengaruh dengan provokasi yang masuk. <strong>(ast)</strong></p>