Sebanyak 2000 buruh yang bekerja di perusahaan perkebunan kepala sawit PT Adau Group, terpaksa kehilangan pekerjaan. Pasalnya perusahaan tersebut resmi tutup terhitung Senin 9 November 2015 lalu. <p>“Ini informasi resmi dari karyawan dan perusahaan, sehingga ada sekitar 2000 karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut ditelantarkan,” kata Kepala desa Togan Baru kecamatan Tanah Pinoh Barat, Hermas Bujang Rabu (11/11).<br /><br />Desa Togan Baru sendiri berada di kawasan sekitar perusahaan perkebunan PT Adau. Sehingga Hermas tahu betul dengan kondisi di lapangan. dia sudah berusaha menghubungi pihak perusahaan namun tidak ada satupun nomor kontak mereka yang aktif.<br /><br />“Jadi pada hari Senin kemarin, pada saat karyawan dan buruh masuk kerja, mereka dikumpulkan di satu tempat. Kemudian pihak perusahaan menyampaikan kepada para karyawan bahwa mulai hari tersebut tidak ada lagi pekerjaan,” katanya.<br /><br />Hermas mengatakan, dirinya tidak tahu secara persis apakah pihak perusahaan akan memberikan kompensasi kepada 2000 buruh tersebut. Sebab dia juga sudah mencoba mencari informasi dari perusahaan namun belum ada jawaban.<br /><br />“Kami juga tidak tahu jelas apa persoalan mereka, mengapa sampai perusahaan tutup dan tidak ada lagi pekerjaan, namun menurut keterangan kepala CDO-nya, alasannya karena krisis global,” katanya.<br /><br />Hermas menyayangkan dengan keputusan sepihak yang dilakukan oleh perusahaan, termasuk kejelasan 2000 buruh yang bekerja di perusahaan tersebut. Selain itu para buruh ini juga tidak tahu harus bertanya kemana untuk menyikapi masalah ini.<br /><br />“Kita sebagai kepala desa mempertanyakan masalah ini kepada pihak perusahaan dan pemerintah, kami harap pemerintah bisa tegas menyikapi masalah ini karena menyangkut hajat hidup orang banyak,” katanya.<br /><br />Hermas mengatakan, pihaknya juga akan turun langsung dan melakukan investigasi berkaitan dengan hal ini. Apakah benar hanya karena krisis globab perusahaan mengambil langkah sejauh ini. (KN)</p>