Rasa Syukur Kapada Tuhan

oleh
oleh

Ratusan Masyarakat Dusun Penyarak Desa gunung Mali, memadati halaman gedung serba Guna Dusun Penyarak, dalam rangka mengelar acara pesta panen padi di Dusun tersebut. acara dihadiri beberapa anggota DPRD daerah pemilihan kecamatan Tempunak dan Sepauk, Tuah Magasih dan Kelibuk serta Sekteraris Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sintang, Drs Askiman MM, Selesa (26/06/2012). <p style="text-align: justify;">Ketua Panitia yang juga Kepela Dusun Penyarak, Martinus Toi, mengatakan acara pesta padi tersebut merupakan satu diantara rasa ungkapan syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala Rahmat dan PimpinanNya kepada masyarakat setempat. Sehingga masyarakat dapat menyelesaikan pekerjaan bertanam padinya hingga mendapat hasil yang cukup memuaskan. <br /><br />“Kita yakin tanpa ada campur tangan Tuhan Yang Maha Esa selama kita mengerjakan ladang kita, hasilnya tidak akan bisa baik seperti yang kita rasakan saat ini. oleh karena itu, kita wajib mensyukuri segala yang telah diberikanNya kepada kita semua.” Ujar Martinus<br /><br />Selain itu , lanjut Martinus gawai padai ini juga merupakan upaya masyarakat setempat dalam melestarikan budaya-budaya leluhur yang saat ini sudah mulai luntur ditengah-tengah masyarakat. sehingga generasi-generasi muda banyak yang tidak mengetahui makna dari gawai padai itu sendiri. Terlebih dijaman sekarang ini yang serba modern dan praktis. Sehingga masyarakat mulai berangsur-angsur meninggalkan budaya nenek moyangnya sendiri.<br /><br />“kalau bukan kita yang tua-tua siapa lagi yang akan mengajarkan serta mengigatkan kepada generasi-generasi muda kita. Untuk melestarikan budaya kita.” Kata Martinus<br /><br />Ditambahkan Martinus, gawai padi ini juga merupakan ajang berkumpul masyarakat. karena tanpa adanya kegiatan-kegiatan seperti ini, masyarakat disibukkan dengan aktivitasnya masing-masing. sehingga tidak ada waktu untuk berkumpul bersama satu sama lain dalam satu desa maupun satu dusun itu sendiri.<br /><br />Sekteraris DAD Kabupaten Sintang, Askiman dalam sambutannya berpesan, kegiatan gawai padi ini, jangan hanya dijadikan sebagai kegiatan rutinitas masyarakat saja, yang dilakukan setiap tahunnya. <br /><br />Tetapi yang paling penting yang harus dilakukan olah masyarkat, melalui pesta gawai padi ini, masyarakat lebih menyadari pentingnya memberikan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah melimpahkan rahmatnya serta lindungannya selama masyarakat mengerjakan ladangnya masing-masing.<br /><br />“Semua yang dapat inikan berasal dari Tuhan, termasuk napas kita masing-masing. maka tidak ada alasan kita tidak menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kita.” Ungkap Askiman<br /><br />Demikian juga kepada para pengurus-pengurus adat setempat, harus bisa mencerminkan adat istiadat sesuai dengan adatistiadat yang berlaku. Sehingga masyarakat yang belum memagami betul makna dan tujuan dari pesta gawai dayak dapat memahami. <br /><br />Terlebih tradisi gawai adat ini bisa dijadikan masyarakat setempat sebagai kegiatan yang dapat menarik minat wisatawan untuk menyaksikan kegiatan pesta gawai adat tersebut. Sehingga selain pesat padi selain kegiatan rutin yang dilakukan masyarakat, melalui kegiatan pesta padi ini juga budaya masyarakat setempat dapt dikenal oleh masyarakat luar.<br /><br />“Sebenarnya masyarakat kita memiliki banyak macam budaya yang memiliki daya tarik tersendiri oleh pengunjung luar daerah baik manca Negara. Hanya saja kelemahan kita masih kurang mempromosikannya. Sehingga banyak budaya kita tidak diketahui oleh orang-orang luar.” Tandasnya <strong>(das)</strong></p>