Sedikit 200 lebih anak korban kebarakan di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), kalimantan Tengah belum bisa masuk sekolah karena seragam mereka habis terbakar. <p style="text-align: justify;">"Kami perkirakan mereka yang tidak masuk sekolah lebih dari 200 orang, dan petugas masih melakukan pendataan di lapangan," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kotim, Sanggol Lumban Gaol di Sampit, Kamis.<br /><br />Pemerintah daerah rencananya akan memberi batuan seragam sekolah jika pendataan selesai dilakukan. Pendataan itu perlu dilakukan untuk menentukan berapa banyak seragam sekolah yang diperlukan.<br /><br />"Mereka yang menjadi korban kebakaran cukup banyak, karena mulai dari tingkatan pendidikan TK, SD, SMP dan SMA sederajat. Kami harap korban kebakaran bersabar, dan mengenai seragam sekolah pasti akan diberikan," katanya.<br /><br />Dinsos Kotim saat ini mendirikan posko di lokasi kebakaran yang terjadi pada Rabu (28/11) pukul 02.00 WIB dini hari. Kejadian itu mengakibatkan sedikitnya 144 rumah terbakar dan 158 atau 672 jiwa kehilamngan tempat tinggal.<br /><br />Bantuan dari sejumlah donatur dan masyarakat kabupaten Kotim kepada korban kebakaran berupa makanan pakaian dan minuman kemasan hingga sekarang terus mengalir.<br /><br />Sementara seorang korban kebakaran Maslan mengatakan, tidak banyak barang yang berhasil diselamatkan, sebab saat kebakaran terjadi dia bersama keluarga sedang tertidur.<br /><br />"Seragam sekolah anak saya semuanya terbakar dan dia sekarang tidak masuk sekolah. Saya berharap pemerintah daerah maupun donatur untuk dapat memberikan bantuan peralatan sekolah agar anak saya dapat turun sekolah kembali," katanya.<br /><br />Untuk bantuan pakaian dan makanan saat ini melimpah, namun yang mereka butuhkan dalam waktu dekat adalah material bangunan agar dapat membangun kembali rumahnya.<br /><br />Sebagain korban kebakaran mendirikan tenda darurat dan bagi mereka yang tidak memiliki sanak keluarga tidur diantara puing-puing rumah yang terbakar. <strong>(das/ant)</strong></p>