Akulturasi antara adat istiadat dan agama yang dilaksanakan dalam merayakan gawai adat Dayak di Rumah Panjang Desa Ensaid Panjang Kecamatan Kelam Permai terlihat indah dan unik. Pelaksanaan gawai Dayak dan perayaan 50 Tahun berkaryanya Keuskupan Sintang dengan cara mengadakan misa syukur dan ritual adat. Misa syukur yang dilaksanakan pada 20 Juli 2011 di pimpin oleh Uskup Sintang Mgr. Agustinus Agus, Pr didampingi 11 orang pastor dan upacara adat yang dilaksanakan pada 17 Juli 2011 dipimpin oleh H. Bintang selaku tokoh adat setempat. <p>Pada acara misa syukur tersebut tampak ribuan umat Katolik Paroki Lebang dan Paroki Kelam Dedai menghadiri kegiatan tersebut. Misa yang dilaksanakan di halaman Betang Ensaid Panjang berlangsung meriah karena beberapa bagian dalam misa tersebut menggunakan bahasa Dayak Desa, Lebang, Batak, Flores dan Jawa. Uskup Sintang Mgr. Agustinus Agus, Pr juga memberkati benih padi, parang, beliung, kapak, dan salib yang akan di tanam musim berladang tahun depan.</p> <p>Uskup Sintang menjelaskan rekomendasi KWI untuk seluruh gereja katolik untuk menjalin dialog dan kerjasama dengan seni budaya, dan orang miskin. Kita hendaknya merayakan gawai dengan tata cara agama dan adat istiadat masing-masing suku. Misa syukur dan upacara adat ini dalam rangka kita mengucapkan syukur atas hasil panen tahun lalu, memulai musim berladang berikutnya dan memohon ampunan Tuhan jika kita selama menjalani musim berladang yang lalu melakukan kesalahan.</p> <p>“saya ingin masyarakat terus menerus mengelola sumber daya alam yang ada untuk mencapai kesejahteraan, buka lahan dan tanami karet, lakukan itu terus menerus, itu akan memberikan masa depan yang sangat baik bagi kita. Kebijakan gereja Katolik dalam kaitan seni budaya ialah sangat mendukung dan mendorong agar seni budaya yang ada dalam setiap suku bisa berkembang. Kalau bisa seni, budaya dan adat istiadat tumbuh dan berkembang bersama semakin kuatnya iman kita dan berkembangnya gereja” jelas uskup Sintang.</p> <p>Wakil bupati Sintang Ignasius Juan mengajak masyarakat senantiasa mensyukuri setiap apa saja yang kita nikmati. “mengapa kita laksanakan gawai dengan berdoa seperti ini karena bentuk apresiasi iman kita dan ungkapan terima kasih kita pada gereja yang sudah memberikan peranan yang besar dalam merubah pola kehidupan dan sosial masyarakat kita. Misi gereja Katolik sudah membawa kepada kita yang namanya pendidikan, kesehatan dan perekonomian yang baru, dan sekarang kita sudah cukup menikmatinya” jelas Wabup.</p> <p>Anggota Komisi V DPR RI asa Dapil Kalbar Lasarus menuturkan bahwa dirinya juga dilahirkan di rumah betang seperti di Ensaid Panjang ini. “maka saya akan bantu perumahan di sini sebanyak 100 unit” jelas Lasarus disambut tepuk tangan masyarakat. </p> <p>Kartiyus selaku Asisten III Setda Propinsi Kalimantan Barat yang mewakil Gubernur Kalbar mengajak Pemkab Sintang dan masyarakat untuk terus bekerja keras mengembangkan pariwisata berbasis seni budaya untuk menarik wisatawan. “kemaslah seni budaya dengan baik, tata even budaya, lalu promosikan. Saya melihat para wisatawan cenderung suka dengan budaya yang orisinil saat ini. Tak kalah penting juga untuk kita jaga keamanan dan kenyamanan” jelas Kartiyus.</p> <p>Melandang selaku ketua panitia menjelaskan kegiatan gawai selama 4 hari juga diisi dengan lomba pangkak gasing, nyumpit, tongkat tangkin, dan membuat api dengan cara tradisional yakni dengan menggesekan dua kayu kering. “ini merupakan kegiatan yang pertama kali kami lakukan dengan skala besar karena dihadiri oleh sekitar 2000 orang, tanpa kerja keras dan kerjasama kami semua, tentu ini tidak akan bisa dilaksanakan” jelas Melandang.</p> <p> </p>