Pengamanan mobil bodong asal Malaysia di wilayah perbatasan menimbulkan reaksi masyarakat setempat. <p style="text-align: justify;">Tersiar kabar jika reaksi tersebut diluapkan dengan merusak serta membakar baliho calon legislatif. Informasi tersebut disampaikan Ambrosius Murjani, Koordinator komunikasi Masyarakat Perbatasan, Rabu (23/10) di Sintang.<br /><br />Menurut Murjani konsentrasi pengrusakan baliho di Kecamatan Ketungau Tengah dan Hulu. Dua kecamatan di Sintang yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Malaysia. Kedua lokasi tersebut menjadi tempat mobil Malaysia diamankan oleh Polres Sintang beberapa waktu lalu.<br /><br />Murjani menambahkan baliho yang dirusak milik semua caleg di seluruh tingkat pemilihan. Kabupaten, Provinsi, dan Pusat. Hanya saja pengrusakan terbatas kepada caleg yang sekarang duduk di legislatif. Aksi tersebut diluapkan karena dewan dinilai kurang tanggap terhadap persoalan yang tengah dihadapi warga perbatasan.<br /><br />Murjani mengatakan warga perbatasan menginginkan ada duduk bersama antara masyarakat perbatasan, legislatif serta pemerintah membahas pengamanan mobil. Lantaran pengamanan dirasakan berdampak langsung terhadap masyarakat, terutama menyangkut roda perekonomian.<br /><br />Murjani mengungkapkan jika mobil Malaysia sudah digunakan warga perbatasan sejak lama. Seyogyanya sejak awal ditertibkan. Bukan sekarang. Kemudian tidak menutup mata mobil tersebut bisa sampai masuk ke Indonesia. “Jangan masyarakat dikambing hitamkan dan menjadi korban,” kata Murjani.<br /><br />Ia menambahkan mobil bodong Malaysia itu hanya digunakan masyarakat perbatasan di lingkungan setempat. Tidak pernah sampai dibawa ke luar. Dan dicontohkan, dengan mobil tersebut, masyarakat diperbatasan bisa mengangkut hasil panen di ladang dengan ongkos murah. Kalau tidak menggunakan mobil Malaysia, diangkut harus dengan dipikul. “Upah pikul mahal,” katanya.<br /><br />Anggota DPRD Sintang, Heri Jamri, mengatakan, pemerintah harus bisa memberikan solusi atas kebijakan kepolisian mengamankan mobil bodong Malaysia di perbatasan. Kemudian ikut mempertanyakan pengamanan sekarang baru dijalankan. Padahal penggunaan mobil Malaysia di perbatasan sudah berlangsung sejak lama.<br /><br />“ Kenapa seperti dibiarkan menjamur baru ditindak. Kenapa mobil itu bisa masuk. Tidak mungkin barang (mobil ) jatuh dari langit, “ kata dewan asal pemilihan Ketungau, ini.<br /><br />Ia menambahkan, sudah seyogyanya masyarakat perbatasan diberikan toleransi. Lantaran jalan diperbatasan sangat tidak memungkinan dilalui kendaraan asal Indonesia. Kemudian harga jauh lebih mahal. Sementara mobil Malaysia yang dipakai itu terbilang murah, karena mobil bekas. Dan, pemakaian operasionalnya hanya terbatas di perbatasan.<br /><br />Bupati Sintang Milton Crosby, mengatakan tidak bisa banyak komentar terkait kisruh pengamanan mobil bodong Malaysia. Namun dirinya akan berkoordinasi dengan unsur Muspida dalam menyikapinya. Tetapi, kata dia, kepolisian sudah berada di jalur benar dalam mengamankan mobil Malaysia yang masuk secara ilegal.(beny)</p>