Untuk merevitalisasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sintang, pemerintah daerah masih membutuhkan dana sekitar Rp 26 miliar. Rencana hibah dari negara Belada hingga sekarang juga belum ada kejelasan. <p style="text-align: justify;">Demikian disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sintang, Mas’ud Nawawi kepada kalimantan-news belum lama ini.<br /><br />“Memang ada rencana hibah dari pemerintah belanda untuk beberapa daerah di Kalbar termasuk Sintang, tapi sampai sekarang bantuan itu belum ada kejelasan,” kata Mas’ud.<br /><br />Ia mengatakan memang Pemerintah Kabupaten Sintang pernah mengajukan proposal untuk mendapatkan dana hibah tersebut melalui bantuan Vapro Indonesia yang sudah berlangsung sejak tiga tahun lalu.<br /><br />“Waktu itu kita ajukan permohonan pada kisaran 80-100 miliar dan sepenuhnya akan digunakan untuk revitalisasi PDAM yang memang butuh dana besar,” ujarnya. <br />Dari usulan itu tentunya kata dia tergantung pihak pemberi dana apakah akan menyetujui semua atau tidak.<br /><br />“Namanya hibah, berapapun yang diberikan akan kita terima karena ini ada peluang untuk menambah anggaran bari daerah dalam pembangunan,” kata dia.<br /><br />Sampai sekarang kata dia komunikasi dengan pihak vapro tetap terus jalan dan masih belum diketahui kelanjutan proses dari usulan yang sudah disampaikan Pemerintah Kabupaten Sintang.<br /><br />“Kita hanya menunggu saja, namun komunikasi dengan pihak konsultan tetap kita lakukan,” tukasnya.<br /><br />Belakangan beredar informasi kalau sudah ada pihak yang mengatakan dana hibah tersebut akan segera cair, namun ternyata pihak Bappeda Sintang belum mendapatkan konfirmasi apa-apa.<br /><br />“Sampai sekarang belum ada informasi karena proses lanjutan dari bantuan itu tetap melalui kita meskipun tidak masuk dalam APBD karena sifatnya hibah,” ucapnya.<br /><br />Ia mengimbau kepada para pengusaha yang merasa ditawari pekerjaan yang bersumber dari dana hibah tersebut untuk tidak mudah percaya kepada pihak yang menawarkan maupun menjual nama lembaga yang menyalurkan hibah itu.<br /><br />“Jangan mudah percaya karena sampai sekarang belum ada kejelasan, semetara perusahaan yang terlibat dari awal proses usulan saja belum memberikan konfirmasi kalau hibah itu akan segera terealisasi,” pungkasnya. <strong>(phs)</strong></p>