Ribuan Warga Singkawang Tolak Ideologi Komunis

oleh
oleh

Ribuan warga Kota Singkawang, Kalimantan Barat, membubuhkan tandatangan untuk sepakat menolak ideologi komunis gaya baru di Indonesia pada acara Gerak Serentak Merah Putih, di Halaman Mess Singkawang. <p style="text-align: justify;">"Digelarnya kegiatan ini, guna mengingatkan kembali bagaimana pendiri bangsa kita mencetuskan kemerdekaan ini dengan pertimbangan yang matang. Sehingga Pancasila dijadikan falsafah hidup bagi bangsa Indonesia," kata Iwan Gunawan, selaku perwakilan tokoh dari masyarakat Tionghoa, di Singkawang, Kamis.<br /><br />Kegiatan yang diselingi dengan orasi dmai dan pembakaran atribut komunis itu berlangsung dengan hikmat dan meriah, Rabu malam.<br /><br />Hasil kesepakatan itu rencananya akan disampaikan ke Presiden RI, Joko Widodo dan Panglima TNI. Dan selanjutnya, akan diikuti oleh daerah Banten dan Aceh.<br /><br />Diketahui, jika Gerak Serentak Merah Putih ini baru pertama kalinya digelar di Indonesia. Sementara Kota Singkawang, menjadi barometer bagi 14 Kab/Kota yang ada di Kalbar.� Menurutnya, Pancasila adalah harga mati. Jadi, tidak boleh ada ideologi apapun yang bisa mengganggu Pancasila.� Sebagai anak bangsa, katanya, tidak ada tawar menawar, bahwa Pancasila adalah falsafah hidup bangsa Indonesia, dan sumber dari segala sumber hukum, sehingga tidak ada bentuk apapun yang bertentangan dengan Pancasila.<br /><br />"Komunis itu jelas sangat bertentangan dengan Pancasila. Dan komunis itu harus diberantas dari Negara Indonesia," tegasnya.�� Sementara Ketua Umum Komite Nasional Pembela Martabat Bangsa Indonesia, Batara Hutagalung mengatakan, bahwa ideologi komunis gaya baru adalah kegiatan-kegiatan yang terselubung.� Jadi, katanya, kalau semua sudah sepakat Pancasila itu sudah harga mati, apapun bentuknya yang bisa mengganggu Pancasila harus ditolak.<br /><br />Menurutnya, lima konvensional yang terkandung di dalam Pancasila itu harus diterapkan dengan baik. Terlebih, setelah 70 tahun terbentuk, bahwa bangsa Indonesia sudah bercampur baur.<br /><br />"Jangan sampai Negara Indonesia mengalami peristiwa seperti yang terjadi pada tahun 1948 dan tahun 1965 silam. Cukuplah dua peristiwa itu yang dialami Indonesia," katanya.<br /><br />Sementara, Penggagas kegiatan sekaligus Koordinator Wilayah FKPPI se Sing-Bebas, Andi Anavia, digelarnya kegiatan ini di Singkawang, lantaran Singkawang mempunyai catatan sejarah tersendiri.<br /><br />Kegiatan ini, katanya, akan terus berlanjut, dan tidak akan pernah berhenti. Karena, setelah di Singkawang, akan diikuti oleh Banten dan Aceh.<br /><br />"Maksud dan tujuan digelarnya kegiatan tersebut, sekadar mengingatkan kepada generasi muda akan kekejaman komunis terhadap pahlawan revolusi Indonesia," katanya. (das/ant)</p>