Ruas jalan menuju wilayah timur Kalbar mengalami kerusakan total. Hal ini bisa dilihat dari kondisi fisik jalan mulai dari wilayah Tayan khususnya daerah Batang Tarang hingga wilayah kabupaten Sanggau. Kerusakan ruas jalan tersebut menyebabkan kemacetan total di sejumlah titik. Ratusan kendaraan roda empat mengular hingga puluhan kilometer dari arah yang berlawanan. <p style="text-align: justify;">“Hari jumat kemarin ketika kami hendak ke Pontianak, kami harus mengantri selama lebih dari 5 jam untuk bisa melewati ruas jalan dari Semuntai ke Sanggau. Khususnya di daerah Inggis dan Penyeladik,”ungkap Supriyadi, ketua perhimpunan anak transmigran kabupaten Sintang ketika menghubungi wartawan tribune melalui ponselnya Senin (18/02/2013).<br /><br /><br />Hal yang sama juga terpaksa dialaminya pada hari Minggu ketika dia hendak pulang ke Sintang. Tidak hanya didaerah penyeladik, kemacetan dan antrian panjang kendaraan juga dirasakanya di sekitar daerah batang tarang.<br /><br /><br />“Menurut saya ini sudah kondisi darurat, pemerintah provinsi harus segera mengambil tindakan atas kerusakan jalan tersebut. Sebab dampaknya sangat begitu luar biasa bagi masyarakat yang berada di wilayah hulu Kalbar. Harga berbagai kebutuhan dipastikan akan naik,”tegasnya.<br /><br /><br />Di sepanjang jalan di wilayah kabupaten Sanggau hingga ke wilayah kecamatan Tayan tepatnya di daerah Batang Tarang, di hampir semua badan jalan terbentuk lubang dengan berbagai diameter dan kedalaman. Akibatnya banyak mobil truk yang sarat muatan yang terjebak. Tak jarang kendaraan yang terjebak dalam kubangan tersebut mengalami kerusakan, sehingga tidak bisa bergerak sama sekali. Sementara lalu lintas kendaraan terus semakin padat. <br /><br /><br />Ruas jalan yang tidak terlalu lebar menurutnya juga membuat sejumlah kendaraan tak bisa melewati ruas jalan yang terdapat kendaraan rusak di tengah badan jalan. Dalam kondisi seperti ini dipastikan setiap kendaraan tidak akan bisa melanjutkan perjalanan. Seperti yang terlihat di ruas jalan daerah Penyeladi. Sebuah truk pengangkut tabung elpiji 3 kg mengalami kerusakan karena terjebak pada lubang yang cukup dalam. <br /><br /><br /><br />Akibatnya kendaraan yang datang dari arah Sanggau menuju Sekadau maupun sebaliknya terpaksa harus berhenti. Untuk saja hari itu sebuah tronton tengah melintas dengan membawa eksapator. Alat berat itu terpaksa diturunkan untuk membuat jalan alternatif dengan mengeruk tanah di salah satu sisi jalan. Namun begitu kemacetan baru bisa terurai setelah 5-6 jam. Karena dititik lagi ada juga sebuah truk pengangkut barang yang juga mengalami kerusakan lantaran terjebak dibadan jalan yang berlubang.<br /><br /><br />“Kondisi seperti itu sudah menjadi pemandangan sehari-hari di daerah Penyeladi sana. Memang ruas jalan ini sangat membutuhkan perbaikan segera dari pemerintah. Apalagi kalau sudah diguyur hujan begini, kondisi jalan akan makin parah dan licin,”ungkap pria yang mengaku biasa di sapa Ucok dan berprofesi sebagai sopir truk ekspedisi barang.<br /><br /><br />Kondisi itu menurutnya makin di perparah dengan sulitnya ia mendapatkan bahan bakar. Maka ia pun tak punya pilihan lain kecuali menaikan tarif biaya transport untuk angkutan barang tersebut. <br /><br />Antonius Sitomorang, anggota komisi A DPRD Kalbar yang turut terjebak dalma kemacetan puluhan meter di daerah Penyeladi mengatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui secara pasti tentang anggaran perbaikan jalan. Namun menurutnya pemerintah provinsi dipastikanya telah mengetahui tentang kerusakan jalan menuju wilayah timur Kalbar tersebut.<br />Kerusakan jalan terparah menuju wilayah timur memang terlihat di wilayah kabupaten Sekadau. Hampir seluruh ruas jalan yang menjadi jalur utama kendaraan mengalami kerusakan cukup parah. <br /><br />“Kami berangkat dari Pontianak dengan menggunakan taksi sekitar pukul 16.00 petang pada sore Minggu dan baru tiba di sintang pada hari Senin sekitar pukul 08.00 pagi. Akibatnya banyak agenda yang harus dicancel. Padahal menggunakan taksi merupakan pilihan dengan pertimbangan agarr cepat sampai, tapi rupanya tidak berbeda dengan menggunakan transportasi umum atau angkutan massal,”ungkap Sriwani, anggota komisi A DPRD Sintang ketika dihubungi via ponselnya pada Senin (18/02/2013).<br /><br />Seorang PNS yang mengaku akan mengikuti kegiatan juga merasa sangat kesal dengan kemacetan yang terjadi akibat kerusakan jalan. Ia mengaku berangkat menggunakan bus pada Minggu malam sekitar pukul 19.00 wib.<br /> <br />“Ini sudah jam 07.00 pagi, kami masih ada di Penyeladi. Tidak tahu kapan kami baru akan tiba di Pontianak. Sebel sekali, kondisi ini menurut banyak penumpang bus sama dengan kondisi belasan tahun lalu, dimana jalur transportasi dari wilayah hulu Kalbar menuju Pontianak masih susah,”ujar pria yang mengaku biasa di sapa Otok saat dihubungi via ponselnya.<br /> <br />Ia pun mengaku sepakat jika pemerintah provinsi dibawah kepemimpinan gubernur Cornelis mesti memberikan perhatian ekstra kepada kondisi infrastruktur jalan khususnya yang menuju wilayah timur Kalbar. Jika tidak segera ditangani maka menurutnya sama saja pemerintah provinsi membenarkan adanya tuduhan bahwa pemerintah provinsi tidak memperhatikan pembangunan di wilayah timur Kalbar. <br /><br />“Artinya ketimpangan perhatian dan pembangunan untuk masyarakat di wilayah timur Kalbar itu benar-benar terjadi dan ini tentu sangat tidak adil bagi masyarakat di wilayah timur,”tegasnya.<strong> (ast)</strong></p>