Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kupang, Nusa Tenggara Timur Syahrifullah mengatakan saat ini Rudenim di daerah tersebut telah melebihi kapasitas penampungan bagi sejumlah imigran gelap yang masuk ke provinsi kepulauan tersebut. <p style="text-align: justify;"><br />"Kapasitas Rudenim Kupang untuk menampung para imigran seharusnya hanya mencapai 90 orang, namun saat ini justru telah mencapai 200-an orang," katanya kepada Antara di Kupang, Kamis.<br /><br />Ia menjelaskan, dengan jumlah sebanyak itu apalagi didukung dengan berbagai macam imigran dari berbagai negara, maka aksi-aksi yang menimbulkan konflik di dalam Rudenim dapat terjadi.<br /><br />Saat ini, dari pendataan yang dilakukan oleh Rudenim, ada kurang lebih empat kewarganegaraan asal imigran, yaitu Afghanistan, Irak, Myanmar serta Bangladesh yang menempati rumah detensi tersebut. Dan yang mendominasi adalah berasal dari Afghanistan.<br /><br />"Karena penuh makanya ada sebagian yang kami tampung di hotel Ina Boy Kupang, dan pengawasannya langsung dilakukan oleh pihak Imigrasi," ujar Syarifullah.<br /><br />Syarifullah menambahkan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Rudenim-Rudenim lain agar dalam waktu dekat bisa dipindahkan beberapa imigran tersebut.<br /><br />Terdata sampai saat ini, ada sekitar 400-an Imigran pencari suka yang telah berada di Kupang, baik itu yang terdapat di Rudenim serta yang berada di Hotel Ina Boy, termasuk 65 pencari suaka yang pada Minggu (31/5) lalu diamankan oleh kepolisian Rote.<br /><br />Lanjut Syarifullah, sebagai kepala Rudenim ia sendiri telah mengusulkan agar lokasi Rudenim tersebut diperluas lagi sehingga kapasitas penampungannya juga lebih besar, dibandingkan dengan sekarang.<br /><br />Namun, kendala yang di hadapi adalah kurangnya dana serta harus mendapat persetujuan dari "International Organization for Migration" (IOM) bagi imigran-imigran yang di tampung di NTT.<br /><br />Sementara itu Kepala Imigrasi Kupang Agus Dwianto, juga mengakui akan adanya kapasitas Rudenim yang tidak memungkinkan lagi tersebut, sehingga pemindahan beberapa imigrasi ke Hotel Ina Boy tersebut adalah untuk mencegah terjadinya konflik.<br /><br />Dari pantauan Antara di Kupang, beberapa hari terakhir, berkisar 8 sampai 10 imigran di Kupang berkeliaran bebas di salah satu mal di Kupang, baik untuk berbelanja dan sebagainya.<br /><br />"Kita berikan mereka kebebasan, namun kami juga minta agar mereka tidak boleh melakukan kejahatan di Kupang, sehingga tidak terjadi masalah. Namun pengawasan akan terus kami lakukan," tambahnya. (das/ant)</p>