Bank Indonesia Banjarmasin Kalimantan Selatan memprediksi rumah tipe menengah di Kalimantan Selatan akan diminati pasar karena harganya yang masih relatif terjangkau oleh masyarakat. <p style="text-align: justify;">Ketua Tim Kehumasan Bank Indonesia Banjarmasin Taufik Saleh di Banjarmasin, Jumat mengatakan, prediksi tersebut berdasarkan hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) BI Banjarmasin periode triwulan I-2011, sepanjang triwulan I-2011.<br /><br />Berdasarkan SHPR tersebut jumlah rumah yang dibangun oleh pengembang sebanyak 4.207 unit, meningkat 108,99 persen dibandingkan triwulan IV-2010.<br /><br />Pembangunan rumah tersebut didominasi oleh rumah tipe menengah sebanyak 2.480 unit (58,94 persen) dan rumah tipe kecil 1.651 unit atau 39,21 persen dari total rumah yang dibangun.<br /><br />Kondisi itu terjadi, kata dia, dikarenakan pengembang perumahan juga memprediksikan bahwa dua tipe rumah tersebut lebih diminati oleh masyarakat.<br /><br />Selain itu, kata dia, tingginya kenaikan pembangunan perumahan pada triwulan I-2011 disebabkan oleh pihak pengembang yang menahan diri untuk membangun perumahan baru pada triwulan IV-2010.<br /><br />Pada periode tersebut, kata Taufik pengembang menganggap kondisi properti belum cukup kondusif, sehingga mereka menunggu saat yang tepat untuk membangun perumahan.<br /><br />Dari sisi penjualan, volume penjualan properti residensial meningkat sebesar 99,39 persen dibandingkan triwulan IV-2010.<br /><br />"Penjualan terbanyak adalah pada rumah tipe menengah selain disebabkan oleh peningkatan daya beli masyarakat, juga adanya perbedaan harga yang tipis antara harga jual tertinggi untuk rumah tipe kecil dengan harga jual terendah untuk rumah tipe menengah," katanya.<br /><br />Menurut dia, harga rata-rata rumah tipe menengah (di atas 36 m2 hingga 70 m2) dan tipe besar (di atas 70m2) di Banjarmasin pada awal tahun 2011 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 35,40 persen dan 6,53 persen.<br /><br />Peningkatan harga rata-rata rumah tersebut disebabkan beberapa faktor, antara lain adanya perbaikan kualitas, penyesuaian harga tanah, kenaikan harga bahan material, pemilihan lokasi dan model rumah.<br /><br />"Data tersebut berdasarkan hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia Banjarmasin periode triwulan I-2011," kata Taufik.<br /><br />SHPR yang dilaksanakan secara berkala setiap triwulan tersebut, tambah dia, bertujuan untuk mendapatkan informasi dini mengenai perkembangan harga properti residensial di wilayah Banjarmasin dan sekitarnya.<br /><br />Perkembangan harga dimaksud, baik yang terjadi pada triwulan yang bersangkutan maupun perkiraan untuk triwulan mendatang.<br /><br />"Saat ini SHPR dilakukan terhadap 30 responden perusahaan pengembang perumahan di Banjarmasin dan sekitarnya," katanya.<br /><br />Berbeda dengan rumah tipe menengah dan tipe besar, rumah tipe kecil (di bawah 36 m2) tidak mencatat adanya kenaikan pada harga rata-rata sejak akhir triwulan IV-2010.<br /><br />Pelaku usaha pengembangan perumahan pada umumnya memperkirakan pada triwulan II-2011 belum merencanakan untuk membangun perumahan baru. Kalaupun ada, jumlah pembangunan rumah baru jumlahnya hanya sedikit saja.<br /><br />"Hal ini dikarenakan pengembang hanya akan menghabiskan persediaan rumah yang sudah ada dan akan membangun jika ada pesanan saja," katanya.<br /><br />Hasil SHPR menginformasikan bahwa rencana pembangunan rumah pada triwulan II-2011 di Kota Banjarmasin dan sekitarnya hanya sebesar 1,85 persen dari total pembangunan di triwulan I-2011.<br /><br />Sedangkan dari sisi harga rata-rata, diperkirakan tidak akan terjadi perubahan yang berarti pada triwulan II-2011 dibandingkan dengan harga rata-rata rumah pada triwulan I-2011.<br /><br />Pada rumah tipe kecil diperkirakan tidak ada perubahan harga, kenaikan harga rata-rata hanya terjadi pada tipe menengah sebesar 3 persen dan tipe besar sebesar 0,24 persen.<strong> (phs/Ant)</strong></p>