Kepala Desa Melawi Kiri Hilir Kecamatan Pinoh Utara minta kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Melawi supaya membangun barau pada lokasi longsor yang terjadi di Dusun Pinang Sedia Bersatu Karena, setiap habis hujan, longsor melebar. <p style="text-align: justify;">Darmadi, Kepala Desa Melawi Kiri Hilir, mangatakan dirinya sebagai Kepala Desa setempat cukup prihatin dengan munculnya tanah longsor tersebut dipinggir Sungai Melawi tepatnya di Dusun Pinang Sedia Bersatu tersebut. Sebab tanah longsor akibat dari faktor alam tersebut mengancam pemukiman warga disekitar lokasi. <br /><br />“Empat rumah yang terancam kena longsor. Satu rumah sudah dibongkar, dan pemiliknya sudah numpang tinggal ditempat keluarganya,” ungkapnya, Jumat (8/9).<br /><br />Lebih lanjut Darmadi mengatakan, rumah warga yang berada disekitar lokasi longsor, lantai rumahnya sudah pecah-pecah. Karena retakan tanah sudah sampai pada jalan beton, bahkan retakan tanah tersebut sudah sampai ke tangga rumah warga. <br /><br />“Termasuk tiang listrik yang ada gardu juga sudah condong, karena pengaruh tanah yang sudah miring akibat longsor,”ujarnya.<br /><br />Darmadi minta kepada Pemda supaya segera membangun barau untuk menahan tanah, supaya tanah dilokasi tersebut tidak longsor lagi. Apalagi setiap habis hujan, lokasi longsor terus melebar, karena terkikis air hujan. <br /><br />“Kalau tidak segera ditanggulangi, tidak hanya rumah warga yang terkena longsor, namun badan jalan juga akan putus,” tuturnya.<br /><br />Darmadi mengatakan tidak ada kemampuan jika mengharapkan dana desa untuk membangun barau dilokasi tersebut, karena lokasinya sudah terlampau panjang, maka dari itu kami mengharapkan bantuan pemda. Terlebih lagi yang lokasinya terus melabar setiap habis hujan. <br /><br />Adapun yang menjadi beban bagi dirinya, warga yang berada dilokasi longsor tersebut tidak mau pindah. Sampai sekarang mereka masih bertahan dirumahnya, walaupun lantai rumahnya sudah pecah pengaruh dari longsor tersebut. <br /><br />“Alasan mereka, kalaupun pindah, mau pindah kemana, sementara tidak ada rumah yang bisa menampung mereka,” paparnya. <br /><br />Sementara itu, Camat Pinoh Utara, Yusseno juga sudah melakukan peninjauan langsung ke lokasi longsor di Dusun Pinang Sedia tersebut. <br /><br />Ia mengatakan longsor tersebut harus segera ditanggulangi. Satu rumah yang berada tepat dilokasi longsor sudah dibongkar pemiliknya, dan dua rumah lagi sudah terancam kena longsor.<br /><br />“Bahkan dua rumah yang sudah terancam longsor tersebut lantai keramiknya sudah pecah,” ungkapnya.<br /><br />Yusseno mengatakan, dirinya sudah menyampaikan kepada pemilik dua rumah tersebut, namun mereka enggan pindah, bahkan mereka akan tetap bertahan walaupun longsor tersebut telah mengancam rumah yang selama ini menjadi tempat tinggal mereka. <br /><br />“Alasan mereka tidak mau pindah, karena tidak ada rumah untuk mereka pindah,” ujarnya.<br /><br />Selain mengamcan dua rumah warga, longsor tersebut juga mengancam tiang listrik yang ada gardu. Karena tiang listrik tersebut masih berada dilokasi longsor tersebut. <br /><br />“Kemarin tali listriknya sudah dikendorkan oleh petugas PLN, tapi hari ini tali yang sudah dikendorkan tersebut terik kembali. Ini menandakan kalau tiang listrik sudah mulai bergeser,” tuturnya.<br /><br />Terhadap tiang listrik tersebut pihak kecamatan Pinoh Utara sudah memberikan laporan kepada Kepala PLN Rayon Nanga Pinoh. Diaminta kepada PLN supaya segera memindahkan tiang litrik tersebut, karena dihawatairkan tumbang menimpa rumah warga. Selain itu dibawah tiang tersebut juga ada jalan umum yang setiap saat dilewati warga. <br /> <br />Yosseno menjelaskan, bahwa lokasi yang longsor tersebut ada sekitar 25 meter. Longsor tersebut mulai terjadi usai banjir bandang yang melanda desa tersebut pada bulan lalu. <br /><br />“Untuk mengatasinya memang harus segera dibuat barau, supaya tanah tidak longsor lagi. Karena selain ada dua rumah, dilokasi tersebut juga ada tiang listrik,” pungkasnya. (KN)</p>