Samarinda-Surabaya Buat Kesepahaman Jaringan Lintas Perkotaan

oleh
oleh

Pemerintah Kota Samarinda, Kalimantan Timur, bersama Pemkot Surabaya, Jawa Timur, membuat kesepahaman melalui penandatanganan ‘memorandum of understanding’ di bidang jaringan lintas perkotaan. <p style="text-align: justify;">Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang, Senin, menyatakan penandatanganam MoU tersebut dilakukan di Kantor Balai Kota Surabaya akhir pekan lalu.<br /><br />"Nota kesepakatan bersama ini dibuat dengan maksud untuk digunakan sebagai dasar melakukan kerjasama daerah dalam rangka menciptakan keterpaduan pembangunan antarkawasan perkotaan dan mewujudkan efisiensi, efektivitas dan sinergitas dalam pelayanan umum kepada masyarakat," ungkap Syaharie Jaang.<br /><br />Selain Samarinda, pada kesempatan yang sama, Pemkot Surabaya juga kata Syaharie Jaang menandatangani MoU Jaringan Lintas Perkotaan itu dengan Pemerintah Provinsi Sumatra Barat, Pemkab Kediri, Pemkot Palopo dan Pemkab Halmahera Utara.<br /><br />Kerja sama tersebut menurut Syaharie Jaang, merupakan penyempurnaan pelayanan publik dengan berbasis IT.<br /><br />"Mengingat di Samarinda sendiri beberapa SKPD di lingkungan pemkot dalam memberikan pelayanan sudah mengedepankan dengan sistem teknologi yang sifatnya ‘online’. Jadi bukan berarti kami ketinggalan untuk masalah teknologi, namun kerja sama ini lebih pada sistem agar lebih sempurna sehingga pelayanan publik dapat dilakukan dengan lebih cepat, lebih efektif dan dengan baik," katanya.<br /><br />"Contohnya, penerapan sistem teknologi itu sudah kami lakukan pada pembuatan Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga. Saat ini, warga cukup ke tingkat kelurahan atau kecamatan dan tidak perlu lagi sampai ke Catatan Sipil, sebab nanti pihak kecamatan yang akan mengakses langsung data lengkap warga melalui jaringan secara ‘online’ yang dapat diakses di kantor Catatan Sipil," ungkap Syaharie Jaang.<br /><br />Begitu juga dalam mendorong pelaksanaan tata kelola keuangan daerah yang baik dengan mengedepankan, efisien, efektif, transparan, akuntabel dan auditable, Pemkot Samarinda lanjut Syaharie Jaang juga telah memanfaatkan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) keuangan yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah menuju terwujudnya "good governance".<br /><br />"Ditambah lagi dalam mendukung proses pengadaan barang dan jasa di Pemkot Samarinda juga telah memanfaatkan sistem LPSE sehingga pelaku usaha maupun warga dapat dengan mudah mengakses berbagai macam kebutuhan fisik maupun barang yang dilelang. Tujuannya, untuk menciptakan transparansi serta akuntabel sehingga tercipta persaingan secara sehat di antara pelaku usaha," ujar Syaharie Jaang. (das/ant)<br /><br />Gulat-Kaltim Belum Minati Pelatih Asing  <br />Samarinda, 16/6(Antara)-Pengurus Provinsi Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Kalimantan Timur belum berminat untuk merekrut pelatih asing guna menangani pegulat Kaltim sebagai persiapan menghadapi PON 2016 Jawa Barat.<br /><br />Sekretaris Pengurus Provinsi (Pengprov) PGSI Kaltim Sumarlani di Samarinda, Senin, mengatakan saat ini kebutuhan pelatih asing tersebut masih dirasakan belum perlu, karena program persiapan menuju PON 2016 pun sudah dirasakan bagus dengan pelatih yang ada.<br /><br />"Yang penting program bisa berjalan bagus saya rasa tidak ada masalah dengan pelatih lokal kita, apalagi kemampuan pelatih lokal kita sudah cukup mumpuni dan punya banyak pengalaman baik menjadi atlet maupun pelatih," katanya.<br /><br />Menurut Sumarlani program yang lebih diprioritaskan oleh Pengprov PGSI, adalah pengasahan jam terbang atlet, dengan mengikutsertakan mereka diberbagai kejuaraan baik di tingkat nasional maupun Internasional.<br /><br />"Kalau memang ada dana untuk mendatangkan pelatih asing tersebut, maka lebih baik kita gunakan untuk memberangkan atlet kita ke luar negeri mengikuti berbagai even," kata Sumarlani.<br /><br />Kesuksesan para pegulat Kaltim pada PON 2012 Riau, dengan menyabet gelar juara umum dan berhasil meraih empat belas medali emas, menjadi keyakinan bahwa pelatih lokal Kaltim punya kemampuan untuk mempersiapkan atlet di Level Nasional.<br /><br />"PON 2012 menjadi bukti bahwa pelatih lokal kita mampu mewujudkan prestasi terbaik, untuk apa kita harus mendatangkan pelatih luar kalau kemampuan pelatih yang ada saja sudah cukup," ujarnya.<br /><br />Apalagi beberapa pelatih lokal Kaltim, juga sudah menjadi langganan menangani timnas gulat seperti Buyahmin dan Sumarlani.<br /><br />"Kondisi riilnya memang untuk saat ini kita belum perlu pelatih asing, namun dalam perjalanannya seandainya memang diperlukan dan disepakati oleh pengurus, saya rasa juga tidak menjadi masalah," kata Sumarlani.<br /><br />Tim gulat Kaltim sempat meraih prestasi gemilang di tataran Nasional ketika ditangani oleh Pelatih Rusia Magomed Kodzoev, pada saat PON 2008 di Kaltim dengan meraih 13 medali emas.<br /><br />Namun pada PON 2012 di Riau, tim gulat Kaltim hanya ditangani oleh pelatih lokal, namun prestasinya bisa melonjak dengan merebut 14 medali emas.<br /><br />Alasan itulah, menurut dia, yang dijadikan parometer oleh Pengprov PGSI Kaltim untuk tidak mendatangkan pelatih asing menuju PON 2016 di Jawa Barat. <strong>(das/ant)</strong></p>