Kebanyakan masyarakat masih melihat sampah sebagai sesuatu tidak berharga, menjijikan karena berbau tidak sedap dan dibuang atau dibiarkan begitu saja tanpa prediksi manfaatnya. <p style="text-align: justify;">Sampah memang masih dilihat sebelah mata oleh mayoritas masyarakat Indonesia, meskipun sesungguhnya akan menjadi sumber ekonomi keluarga (rupiah) bila dipilah sesuai jenis organik atau anorganik dan kemudian diolah menjadi sesuatu yang berharga.<br /><br />Kini ada yang menganggap sampah sebagai benda berharga.<br /><br />Sampah sekarang sudah mungkin dijadikan berbagai keperluan bila ditangani secara kreatif menjadi sesuatu yang bernilai dan menarik setelah diolah hingga menjadi hiasan rumah tangga.<br /><br />Bahkan, sampah lazim diolah menjadi pupuk setelah dipilah. Pupuk yang terbuat dari sampah sudah dikenal lama dan diyakini bisa menyuburkan berbagai tanaman pertanian. Pupuk sampah juga tidak banyak dilakoni masyarakat negeri ini.<br /><br />Setidaknya itulah harapan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Ibu Moenartining Teras Narang ketika memberi pengarahan kepada kaum perempuan dan ibu rumah tangga di Palangka Raya beberapa waktu lalu.<br /><br />Ketika mengadakan sosialisasi soal sampah dalam program "Pilah Sampah" kepada kaum ibu rumah tangga di Palangka Raya, istri orang nomor satu di provinsi Kalteng itu mengatakan, sampah hendaknya diolah dengan "Reduce, Reuse dan Recycle (3R)".<br /><br />Menurut dia, masalah sampah hingga kini belum selesai, termasuk di kota seperti lingkungan pasar dan pemukiman penduduk.<br /><br />Masyarakat dinilai belum banyak yang peduli terhadap sampah karena masih terkesan kotor dan malas ditangani.<br /><br />Oleh karena itu, tim penggerak PKK bekerja sama dengan satuan kerja pengembangan penyehatan lingkungan pemukiman Dinas Pekerjaan Umum Kalteng mengadakan sosialisasi kepada kaum perempuan tentang pengelolaan sampah.<br /><br />Peran ibu Dia mengatakan, peran kaum ibu dinilai penting terkait pengelolaan sampah di rumah tangga.<br /><br />Kaum ibu di rumah tangga sudah waktunya mencoba mengelola sampah secara baik, sehingga bisa menjadi sumber ekonomi tambah keluarga.<br /><br />"Sampah merupakan akibat dari aktivitas manusia, termasuk di lingkungan rumah tangga. Sampah juga masih banyak berceceran di sembarang tempat sehingga menimbulkan bau kurang sedap, kotor dan menjadikan lingkungan tidak indah dipandang mata," katanya.<br /><br />Kini, masih ada yang menganggap bahwa sampah merupakan benda kotor, menjijikan, berbau dan harus dibuang. Padahal, sampah akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bila diolah dengan kreasi seni atau dijadikan pupuk untuk menyuburkan tanaman.<br /><br />Moenartining Teras Narang mengajak masyarakat mengubah pola pikir terhadap sampah, dari benda yang menjijikkan dan kotor ke benda yang bermanfaat.<br /><br />Sampah sekarang harus dipandang sebagai benda yang bernilai ekonomi tambahan bagi keluarga.<br /><br />Sampah dinilai dapat menghasilkan uang dan menghemat pengeluaran bila dikelola secara baik, dan bahkan bisa menyehatkan.<br /><br />Kaum perempuan , terutama ibu rumah tangga punya peran penting dalam pengelolaan sampah di lingkungan keluarga masing-masing.<br /><br />Produksi sampah dari berbagai sumber di "Kota Cantik" Palangka Raya mencapai 700 ton setiap hari.<br /><br />Ini merupakan potensi besar bagi masyarakat yang kreatif mengolah sampah menjadi "sumber uang" bagi pendapatan tambahan keluarga.<br /><br />Kampanye edukasi program pilah sampah dengan tiga ER itu masih terpusat di ibu kota provinsi Kalteng yang dijuluki "Bumi Tambun Bungai dan Bumi Pancasila" tersebut.<br /><br />Kampanye edukasi tersebut diharapkan juga dilakukan di berbagai lembaga pendidiri di daerah itu.<br /><br />Sosialisasi program pilah sampah itu juga diharapkan membuahkan hasil dan memberi keuntungan bagi masyarakat, sehingga sampah yang tadinya dinilai menjijikkan dan kotor menjadi sesuatu yang bermanfaat dan menambah pendapatan keluarga.<br /><br />Sumber ekonomi Dalam kampanye tersebut, dia mengatakan, "Reduce" berarti mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbuhnya sampah.<br /><br />Oleh karena itu, kegiatan penggunaan sampah secara langsung dan memanfaatkan kembali setelah proses pengolahan justru menjadi penting.<br /><br />Hal ini hari dimulai sejak sekarang dengan cara pilah sampah dari sumbernya, organik dan anorganik kemudian diolah dan dijadikan benda-benda tertentu yang bernilai ekonomi untuk mendukung pendapatan tambahan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.<br /><br />Sejalan dengan kampanye program pilah sampah yang dilakukan Moenartining Teras Narang itu, agaknya sudah waktunya masyarakat mengubah cara pandang dan perilaku terhadap sampah sebagai benda yang kotor, berbau dan menjijikkan.<br /><br />Kalau sebelumnya sampah dijauhi atau dimusuhi, sekarang sudah saatnya didekati dengan mengolah dan memanfaatkannya menjadi rupiah. Dengan cara pandang dan perilaku seperti itu tentu akan lebih menguntungkan bagi pendapatan tambahan keluarga.<br /><br />Bila sampah menjadi rupiah, masyarakat tentu tidak akan membuang sampai sembarang tempat. Sampah akan bernilai dan berharga dalam kehidupan masyarakat.<br /><br />Rupiah dari sampah dapat ditabung, seperti yang sekarang disebut bank sampah.<br /><br />Semua ini akan bermanfaat dari aspek sosial, pendidikan, pemberdayaan dan aspek ekonomi.<br /><br />Dari aspek sosial akan muncul rasa kepedulian terhadap kebersihan lingkungan masing-masih rumah tangga dan sekaligus mengubah wajah kelurahan atau desa menjadi indah.<br /><br />Dari aspek pendidikan, jelas akan memberi eduksi sejak dini bagi murid SD, pelajar SMP dan SMA di sekolah-sekolah. Dari aspek pemberdayaan dalam keluarga, RT dan RW sekaligus. Dari aspek ekonomi, diyakini akan membantu masyarakat yang peduli terhadap sampah.<br /><br />Jika semua masyarakat mengetahui sampah menjadi rupiah, tentu tidak ada lagi sampah terbuang percuma karena cara pandangnya rupiah.<br /><br />Bila ini menjadi kenyataan, pemerintah Provinsi Kalteng dan kabupaten/kota, sudah waktunya menginiasi bank sampah di daerah ini. <strong>(das/ant)</strong></p>