SINTANG,KN—Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Sandan mengungkapkan harga kebutuhan bahan pokok di Kecamatan Serawai-Ambalau cukup tinggi dari kisaran harga pasaran.
Meski demikian, masyarakat kata dia, tidak terlalu mempedulikan soal naik turunnya harga. Yang penting kata dia, barangnya tersedia.
“Harga mahal udah biasa bagi masyarakat di sana. Yang penting, barangnya tersedia,” kata legislator Partai Gerindra ini.
Sandan mengungkapkan, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite bisa mencapai Rp 18 ribu periliternya. Harga ini kata dia, masih normal dengan pertimbangan biaya angkut yang cukup mahal melalui medan sungai.
“Kalau transportasi lewat darat lebih enak kalau kemarau. Sungai lumayan ongkosnyay. Sekarang bensin saja 18 rbu perliter. Murni kalau untuk motor, kalau di kemangai 18 ribu. Normal harga segitu, karena jarak. Mungkin, masyarakat di sana pun walaupun ekonominya cukup memprihatinkan, mereka sudah biasa yang penting barang itu ada. BBM Ambilnya dari melawi, wajar lah, sekarang pertalite sudah 10 ribu, belum ongkos lagi ke sana, sehingga dijual 16-18 ribu, itupun tipis untungnya,” beber Sandan.
Selain BBM, harga LPG di Ambalau per tabung dijual 30 ribu. Kemudian beras saat ini yang naik harganya, mencapai 150 ribu rupiah. Bagi warga setempat kata Sandan, harga itu sudah normal.
“LPG normal seperti biasa gak ada masalah. Normalnya itu, 30-an ribu di kemangai. Kalau langka benar itu kemarau, karena biaya angkutnya tambah besar. Sembako aman beras agak naik, 150 ribu yang 10 kilo beras standard, yang penting ada saja. Mau dia 200 kalau ada ya ndak apa-apa. Yang bahaya barang subdisi tapi mahal. Kayak miyak subsidi,”