Pemerintah Kabupaten Sanggau menyalurkan bantuan perbaikan terhadap 50 rumah tidak layak huni bagi masyarakat kurang mampu yang tinggal di Desa Penyeladi, Kecamatan Kapuas. <p style="text-align: justify;">"Desa Penyeladi ini telah mendapatkan bantuan program perbaikan untuk 50 rumah tidak layak huni bagi penduduk kurang mampu. Selain itu, Dusun Balai Nanga, juga mendapatkan bantuan jalan setapak (rabat beton) sepanjang 789 meter," kata Kades Penyeladi Teteh Sutrisno, Kamis.<br /><br />Dia mengatakan, selain mendapatkan bantuan dari pemerintah, desa yang dipimpinnya juga kerap mendapatkan bantuan dari beberapa perusahaan di sekitar desa itu.<br /><br />Bantuan yang diberikan perusahaan tersebut berupa pembinaan dan peningkatan perekonomian masyarakat sekaligus memperhatikan sarana jalan kampung yang ada di wilayah kerjanya.<br /><br />"Namun, sampai saat ini kami masih terkendala untuk mendapatkan sarana air bersih, sebagian besar pemukiman masyarakat berada diatas bukit dan sumber airnya juga jauh. Untuk itu kita berharap pemerintah Sangau bisa memberikan bantuan sarana air bersih berupa penampungan air hujan (PAH)," tuturnya.<br /><br />Sementara itu, Wakil Bupati Sanggau Paolus Hadi, mengharapkan masyarakat Desa Penyeladi agar dapat memelihara dengan baik bantuan yang telah diberikan pemerintah dan mempertahankan semangat gotong royong demi kebersamaan masyarakat.<br /><br />"Terkait dengan program perehaban rumah bagi masyarakat ekonomi rendah, kita harus bisa mensyukurinya. Karena itu merupakan salah satu bentuk kepedulian pemerintah terhadap masyarakat dan saat ini rumah masyarakat kopuk sudah beratap seng semua," kata Hadi.<br /><br />Dia juga mengharapkan perusahaan perkebunan yang berada di desa tersebut bisa memberikan konstribusi positif bagi masyarakat, terutama dalam membantu pemerintah membangun infrastruktur sosial di desa itu.<br /><br />"Saya juga mendengar laporan bahwa di daerah Kopuk, desa ini masih banyak SDM yang kurang, karena kesadaran masyarakat untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi masih sangat rendah. Diharapkan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran untuk meningkatkan SDMnya," tuturnya.<br /><br />Paulus Hadi berpendapat jarak yang jauh bukan menjadi ukuran untuk anak bisa sekolah, tetapi kemauan, niat dan tekad yang membuat anak bisa meraih pendidikan dengan baik dan dapat berhasil serta juga dukungan orang tuanya.<br /><br />"Hal tersebut dilihat bahwa masih banyak daerah lain yang lebih jauh tempat pendidikannya numun banyak yang berhasil. Harapan kedepan agar masyarakat Kopuk dapat mengikuti daerah lain dalam hal pendidikan anak dan lainnya," katanya.<strong> (phs/Ant)</strong></p>