Sawah Digusur Perusahaan, Kelompok Tani Lapor Kadistan

×

Sawah Digusur Perusahaan, Kelompok Tani Lapor Kadistan

Sebarkan artikel ini

Kepala dinas pertanian, peternakan dan perikanan Sintang Arbudin berang lantaran menerima laporan dari kelompok tani desa Kesange kecamatan Ambalau yang menyatakan bahwa ada indikasi kuat lahan sawah mereka seluas kurang lebih 10 Ha telah digusur perusahaan sawit. <p style="text-align: justify;">Selanjutnya lahan tersebut dikatakan telah dijadikan areal pertanaman kelapa sawit. Ketika ditemuui wartawan  Senin (04/02/2013) kemarin atas laporan tersebut pihaknya akan segera melakukan investigasi lapangan untuk mengetahui kebenaran laporan dan menghitung secara pasti berapa luasan lahan sawah yang digusur. <br /><br /><br />“Minggu depan kami akan mulai turun lapangan. Berapa lama waktu yang kami butuhkan tentu masih relatif, karena letak kecamatan Serawai dan Ambalau ada di ujung selatan Sintang,”ungkapnya. <br /><br /><br />Tidak hanya akan melakukan investigasi lapangan, pihak dinas pertanian juga akan melakukan koordinasi dengan bupati Sintang dan dinas kehutanan terkait hal tersebut. <br />“Kami akan meminta kepada bupati Sintang dan dinas kehutanan untuk memerintahkan perusahaan-perusahaan kelapa sawit yang beroperasi di wilayah dua kecamatan itu untuk menghentikan aktivitasnya hingga investigasi selesai,”tegasnya. <br /><br /><br />Terkait hal ini pihak PT SHP dan SSA, perusahaan kelapa sawit yang beroperasi di wilayah kecamatan Serawai dan Ambalau melalui manager CRS, Yohanes membantah keras tuduhan tersebut. <br /><br /><br />“Silahkan kalau ada tuduhan seperti itu. Kami juga mempersilahkan pihak dinas pertanian dan dinas terkait lainnya untuk melihat fakta di lapangan. Cuma kalao tidak terbukti mau apa?,”ujarnya bertanya saat dikonfirmasi melalui ponselnya Senin (04/02/2013) kemarin sore. <br /><br /><br />Dikatakanya bahwa tuduhan tersebut tidak ada korelasinya dengan keinginan untuk menghentikan aktivitas perusahaan. Jangan merugikan masyarakat yang bekerja di kebun,”tegasnya juga. <br /><br /><br />Menurut Yohanes, data lapangan yang dimilikinya di kecamatan Serawai lahan persawahan hanya ada di desa Tontang dan desa Bedaha. Di dua desa tersebuut menurutnya tidak ada aktivitas perusahaan. Sedangkan di wilayah desa Kesange dan desa Ambalau kecamatan Ambalau, aktvitas yang dilakukan oleh perusahaan baru sebatas pembibitan saja. <br /><br /><br />“Memang ada lahan yang sudah dikompensasi tapi belum digarap, karena penggarapan harus dilakukan secara berproses dan bertahap sesuai jadwal,”ujarnya. <br /><br /><br />Data yang berhasil dihimpun oleh wartawan tribune dari sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, bahwa di wilayah kecamatan Ambalau khususnya di desa Kesange sudah ada sekitar 3.000 Ha lahan masyarakat yang telah diserahkan dana sagu hati atau kompensasinya. Namun hingga saat ini baru sekitar 400 Ha saja yang bisa digarap. <br /><br /><br />“Tidaklah sampai seluas itu, tapi memang ada lahan yang sudah dikonpensasi dan belum kita garap,”kilahnya.<br /><br /><br />Sementara itu koordinator timanggong kecamatan Ambalau Junas, saat dihubungi melalui ponselnnya dihari yang sama mengatakan bahwa dirinya tidak ada mendengar  gejolak apapun di masyarakat desa Kesange terkait dengan penyerahan lahan ke perusahaan. Bahkan menurutnya ia baru saja bertemu dengan kepala desa Kesange Ati yang menurutnya tidak menceritakan bahwa ada masalah di desa tersebut. <br /><br /><br />“Sepertinya aman-aman saja. Apalagi setiap hari warga desa Kesange lalu lalang masuk kecamatan dan lewat depan rumah saya. Kalau ada masalah, pasti akan banyak pihak yang dilibatkan untuk mencari penyelesaianya,”jelasnya. <br /><br /><br />Namun diakuinya bahwa ada persoalan di desa Kesange  dan itu berhubungan dengan perusbahan sikap masyarakat terkait penyerahan lahan. Pada masa kepempimpinan kades Hatta, masyarakat menyepakati menyerahkan lahan secara komunal. Artinya seluruh warga desa Kesange akan mendapatkan bagian kebun sawit akibat penyerahan lahan secara komunal kepada perusahaan kelapa sawit. <br /><br />Namun setelah terjadi pergantian kades yang saat ini di jabat oleh Ati, banyak masyarakat yang berubah pikiran dan ingin menyerahkan lahan secara pribadi-pribadi. Mengingat di bagian lahan yang akan diserahkan secara komunal tersebut ada tanam tubuh. “Sudah disepakati bahwa tanam tumbuh itu tidak ada kompensasi dan akan di ingklap. Tapi warga tetap meminta menyerahkan lahan secara pribadi. Kalau tidak salah luasnya sekitar 500 Ha kurang 4 Ha,”katanya. <br /><br /><br />Ditanya tentang sawah yang ada di desa Kesange seperti yang dilaporkan oleh kelompok tani telah digusur perusahaan, Junas mengatakan bahwa yang pernah dirinya dengar adalah di desa tersebut pernah dibangun jalan usaha tani satu paket menuju sebuah lokasi yang memang dipersiapkan untuk lahan sawah. Tentang luasan lahan yang dialokasikan untuk persawahan, ia mengaku tidak mengetahui pasti angkanya. <br /><br /><br />“Sepengetahuan saya tidak ada aktivitas di lahan itu. Yang ada sekarang ini baru sebatas jalan tani menuju lokasi, sedangkan di lahan yang dipersiapkan untuk sawah tersebut beluam pernah dilakukan apa-apa. Belum pernah dilakukan pencetakan sawah,”tegasnya.<strong> (ast)</strong></p>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.