Sekda Ragukan Data BPS Tentang Penduduk Miskin

oleh
oleh

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Selatan, Mukhlis Gafuri meragukan data Badan Pusat Statistik (BPS) setempat yang menunjukkan peningkatan penduduk miskin daerah ini dari 5,21 persen 2010 menjadi 5, 29 persen pada 2011. <p style="text-align: justify;">"Kita akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait termasuk BPS untuk membahas data riil penduduk miskin dan cara tepat untuk mengatasinya," kata Sekda di Banjarmasin, Kamis.<br /><br />Menurut dia, pihaknya perlu data jumlah penduduk miskin secara riil berdasarkan fakta-fakta di lapangan.<br /><br />Misalnya saja, penduduk miskin di Kabupaten Hulu Sungai Selatan jumlahnya seratus. Jumlah tersebut harus jelas siapa namanya, apa pekerjaannya dan dimana lokasi rumahnya.<br /><br />Dengan demikian, kata dia, program dan pelaksanaan pemberian bantuan bisa tepat sasaran sehingga jumlah penduduk miskin secara riil dari waktu ke waktu bisa turun.<br /><br />"Selama ini berbagai bantuan kepada warga miskin telah digelontorkan, sehingga sangat aneh kalau jumlahnya justru terus bertambah, berarti ada yang salah dalam pelaksanaan program atau pemberian data," katanya.<br /><br />Dengan demikian, kata dia, perlu ada data yang lebih kongkrit lagi terkait penduduk miskin, termasuk penyebab kemiskinannya, sehingga ke jumlah warga miskin yang bisa diangkat dari kemiskinan benar-benar bisa dilihat.<br /><br />Tidak menutup kemungkinan, warga miskin yang sudah tua dan tidak bisa lagi berproduksi akan ditanggung oleh pemerintah bukan hanya kesehatan tetapi juga diberi uang untuk hidup sehari-hari.<br /><br />Bagi warga yang tingkat produktifitasnya tinggi, bisa ditingkatkan produktifitasnya melaluin berbagai ketrampilan dan pemberian bantuan baik modal maupun pendidikan.<br /><br />"Dengan program yang tepat, saya rasa kemiskinan bisa diatasi, kalau saat ini mungkin data dan program yang dilaksanakan belum pas," katanya.<br /><br />Data BPS menyebutkan jumlah penduduk miskin di Kalsel dalam tiga tahun terakhir terus meningkat yaitu pada 2009 jumlah penduduk miskin tercatat 5,12 persen atau 175.000 jiwa, pada 2010 5,21 persen atau 181.960 jiwa.<br /><br />Pada 2011 terus naik menjadi 5,29 persen atau 194,623 orang dan hingga awal 2012 jumlah penduduk miskin mencapai 198.611 jiwa atau 5,35 persen dari jumlah penduduk 3,6 juta jiwa.<br /><br />Peningkatan jumlah penduduk miskin, berpengaruh terhadap kuota raskin yang harus disediakan pemerintah. Hingga akhir 2011 Bulog kalsel telah menyalurkan 30.495 ton dari target penyaluran 31.252 ton untuk 169.418 keluarga di 13 kabupaten/kota.<br /><br />Kepala Bidang Pelayanan Publik Bulog Divisi Regional (Divre) Kalsel Syaifudin mengatakan, meningkatnya penduduk miskin di Kalsel menyebabkan kebutuhan beras miskin untuk masyarakat miskin juga bertambah.<br /><br />Menurut dia, saat ini stok beras Bulog Kalimantan Selatan (Kalsel) tersisa 8.200 ton yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan warga selama dua bulan.<br /><br />Jumlah beras tersebut memenuhi kebutuhan untuk penyaluran raskin selama dua bulan, sementara stok beras di Bulog seharusnya hingga empat bulan atau hingga April.<br /><br />Dengan demikian, kata dia, pihaknya perlu mendapatkan beras dari Bulog Divre lain sebanyak 3.000 ton.<br /><br />"Bila ada tambahan 3.000 ton maka hingga masa panen pada April mendatang kebutuhan raskin Kalsel bisa terpenuhi, hanya saja hingga kini kita belum mendapatkan tambahan tersebut," katanya.<br /><br />Kondisi itu, diperparah dengan kebutuhan beras di daerah-daerah yang kini terkena bencana banjir. <strong>(phs/Ant)</strong></p>