Sentra Perberasan, KTM Telang Dijadikan Model Transmigrasi

oleh
oleh

Kota Terpadu Mandiri (KTM) Telang Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan patut dijadikan contoh. Pasalnya, pengembangan kawasan transmigrasi yang dilakukan sejak Tahun 2008 ini, telah berhasil menjadi sentra produksi padi dan industri perberasan. <p style="text-align: justify;">Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Sandjojo mengatakan bahwa perkembangan kawasan transmigrasi Telang adalah prestasi yang membanggakan. "saya yakin Kota Terpadu Mandiri Telang ini  akan mampu menjadi pusat ekonomi baru," ujarnya saat meninjau langsung dengan masyarakat di KTM Telang, Banyuasin, Rabu, (7/9).<br /><br />“Untuk itu, saya memberikan apresiasi yang tinggi atas dukungan semua pihak dan tentunya peran masyarakat, yang telah menggerakkan sumberdaya hingga menjadi pusat pengembangan komoditas pangan, sekaligus sebagai embrio pertumbuhan baru. Ini bisa dijadikan model untuk kawasan transmigrasi lain,” ujar Menteri Eko.<br /><br />Dikatakan Menteri Eko lagi, masih banyak desa atau kawasan yang tidak fokus dengan potensi dengan wilayahnya. sehingga yang terjadi skala hasil potensinya kecil. Dan dampaknya pihak pembeli atau Bulog hanya membeli dengan harga tidak maksimal. "Dengan KTM, ada skala prioritas pertanian. Sehingga bisa menjadi lumbung pertanian dan akhirnya Bulog pasti ingin membeli dengan harga baik," ujarnya.<br /><br />Untuk diketahui, Kota Terpadu Mandiri adalah program pengembangan kawasan transmigrasi, agar menjadi pusat pertumbuhan baru. Kota Terpadu Mandiri Telang sendiri, adalah salah satu dari 48 Kota Terpadu Mandiri di Indonesia, dan telah memiliki berbagai fasilitas layaknya perkotaan.<br /><br />KTM Telang  memunyai luas kawasan 95.940 hektar dengan jumlah penduduk 23.188 keluarga atau 86.665 jiwa yang tersebar di 34 desa. Komoditas unggulannya, tanaman pangan, perkebunan dan pengembangan budidaya ternak sapi serta ikan air tawar.<br /><br />“Di sini (Kota Terpadu Mandiri Telang) juga telah berkembang lembaga keuangan mikro BMT-Transmigrasi, dan Himpunan Wirausaha Transmigrasi dengan jumlah anggota mencapai lebih dari 1200 orang. Ini sangat bagus,” ujarnya.<br /><br />Melihat potensi tersebut, Menteri Eko berharap kawasan tersebut akan menjadi lebih berkembang sebagai pusat agribisnis dan agroindustri baru. Hal tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan sinergitas dan kolaborasi antar kementerian/lembaga terkait, BUMN, swasta, pemerintah daerah, dan masyarakat melalui pengembangan Bumdes dan Bumdes Bersama dalam bentuk korporasi.<br /><br />“Kita bisa berkolaborasi untuk mempercepat perkembangan kawasan ini (Telang) dengan mengembangkan produk – produk unggulan desa di Kawasan Transmigrasi,” ujarnya.(Rls)</p>