Sepak Bola – Scolari Sebut Spanyol Spektakuler Namun Dapat Dikalahkan

oleh
oleh

Brazil dan Spanyol akan tampil klimaks pada pertandingan yang dijanjikan menjadi final spektakuler di Stadion Maracana Rio, di mana tuan rumah menegaskan mereka dapat mengatasi sang juara dunia. <p>"Spanyol spektakuler – namun seperti tim manapun mereka memiliki kesalahan-kesalahan," tegas pelatih Brazil Luiz Felipe Scolari pada Sabtu.<br /><br />"Saya tidak menilai Spanyol sebagai favorit." Panitia penyelenggara dan para partisipan akan berharap kesempatan ini tidak dinodai oleh masalah unjuk rasa yang telah menyelimuti turnamen ini.<br /><br />Demonstrasi-demonstrasi yang awalnya ditujukan kepada naiknya biaya transportasi kemudian bergulir ke protes umum terhadap apa yang disebut para aktivis sebagai "maladminstrasi" yang dilakukan negara dan buruknya pelayanan-pelayanan kepada publik.<br /><br />Dalam konteks itu, kata para pengunjuk rasa, pengeluaran besar-besaran untuk menjadi tuan rumah ajang olahraga tidak dapat diterima.<br /><br />Lebih dari 1,5 juta warga Brazil memenuhi jalan-jalan untuk melakukan protes dan sejauh ini para pengunjuk rasa mengisyaratkan adanya demonstrasi baru pada Minggu.<br /><br />Kembali ke lapangan, kedua finalis sebelumnya baru bertemu delapan kali, Brazil menang empat kali, Spanyol menang dua kali, dan dua kali imbang.<br /><br />Pertemuan terakhir mereka adalah pertandingan persahabatan pada 1999.<br /><br />Namun jika sejarah begitu condong pada tim Amerika Selatan itu, Spanyol tidak pernah kalah dari 29 pertandingan kompetitif, sejak mereka secara mengejutkan takluk dari Swiss pada pertandingan awal Piala Dunia 2010.<br /><br />Sejak menjuarai turnamen Piala Eropa 2008, yang mengakhiri rangkaian tahun-tahun tanpa trofi sejak 1964, mereka telah menyapu bersih semua penghargaan.<br /><br />Kesuksesan 2008 mereka diraih di bawah asuhan Luis Aragones, namun suksesornya Vicente del Bosque membimbing mereka menuju nyaris sempurna.<br /><br />Keberhasilan Spanyol menjuarai Piala Dunia 2010 dan kesuksesan mereka di Piala Eropa 2012 membuat mereka menjadi tim nasional pertama yang memenangi tiga gelar internasional utama secara berturut-turut.<br /><br />Pada tahun-tahun ketika Brazil mengakumulasikan total lima Piala Dunia dari 1958, Spanyol yang hanya mampu menjadi juara Eropa pada 1964, menderita banyak kegagalan.<br /><br />Terakhir kalinya kedua tim bertemu pada pertandingan yang mmpertaruhkan sesuatu adalah pada fase awal Piala Dunia 1986. Brazil menang melalui gol tunggal pada pertandingan di mana Spanyol mencetak satu gol yang secara kontroversial dianulir.<br /><br />Scolari memiliki kaitan positif dengan tanggal berlangsungnya pertandingan Mingu: 30 Juni adalah tanggal di mana tim Brazil yang dilatihnya memenangi Piala Dunia 2002.<br /><br />Bagaimanapun Del Bosque tetap percaya diri, bahkan meski para pemainnya telah berkelana sejauh 22.000 kilometer sejak meninggalkan Spanyol dan memiliki satu hari istirahat lebih sedikit untuk menyiapkan diri setelah mereka menang adu penalti atas Italia pada semifinal.<br /><br />"Saya tidak mengeluhkan tentang memiliki hari istirahat yang lebih sedikit. Saya percaya para pemain saya siap untuk final sebab mereka memiliki kondisi fisik yang prima." Gelandang Xavi Hernandes menegaskan Spanyol akan memainkan pola permainan dengan penguasaan bola.<br /><br />"Filosofi (permainan) Spanyol sudah jelas dan kami meraih kesuksesan dengan hal itu. Dengan kata lain, untuk menguasai bola dan mendominasi pertandingan," papar bintang Barcelona itu.<br /><br />Del Bosque kemungkinan akan sedikit merombak tim intinya di mana Gerard Pique, Sergio Ramos, dan Cesc Fabregas mengalami cedera minor.<br /><br />Pelatih Spanyol ini merupakan satu-satunya pelatih yang telah memenangi Piala Dunia, Piala Eropa, dan Liga Champions. Tambahan gelar dari Piala Konfederasi akan menjadi pencapaian yang sangat baik.<br /><br />"Kami memiliki hasrat besar untuk memenanginya. Kemenangan kami pada Piala Eropa 2008 membuka jalan dan kami telah memelihara level permainan kami selama lima tahun terakhir." Kekalahan kandang tim Brazil di ajang kompetitif terakhir kali terjadi pada 1975.<br /><br />Namun mereka menderita akibat minimnya bermain di ajang kompetitif selama beberapa bulan terakhir, sehingga peringkat FIFA mereka merosot jauh.<br /><br />Namun dengan mengalahkan Jepang, Meksiko, dan Italia di fase grup dan kemudian menyingkirkan Uruguay di semifinal, mereka berada di jalan yang tepat untuk kembali ke papan atas peringkat FIFA.<br /><br />Mereka juga berniat untuk menepis pandangan Pele yang menganggap tim ini tidak cukup baik untuk menaklukkan tim papan atas dunia.<br /><br />Scolari harus memilih apakah dirinya akan memainkan Bernard atau Lucas Moura yang mungkin lebih efektif daripada Hulk, yang belum mencetak gol dari sembilan pertandingan.<br /><br />Namun ia berkata bahwa kemenangan akan mendatangkan rasa percaya diri kepada tim dan negeri secara keseluruhan.<br /><br />"Para pemain saya sangat termotivasi, dan kami ingin membuat mereka dihargai di kandang sendiri. Kami berada dalam kondisi fisik dan kepercayaan diri yang bagus, serta menghormati lawan-lawan kami." "(Minggu) bukan hanya pertandingan namun kesempatan untuk mengirim pesan, khususnya kepada para warga Brazil pendukung kami." Pesan itu adalah, bahkan jika mereka hanya mampu menjadi yang terbaik peringkat kedua, Brazil kembali harus membangun kekuatan dengan durasi 12 bulan sebelum menjadi tuan rumah Piala Dunia. <strong>(das/ant)</strong></p>