Sintang Berhasil Menjadi Kabupaten Yang Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup

oleh
oleh

SINTANG – Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LKTL) akan melakukan pengambilan gambar tentang upaya dan keberhasilan Kabupaten Sintang dalam menjaga lingkungan dan hutan. Sebelum melakukan pengambilan gambar, Tim LKTL meminta saran dan pendapat dari berbagai pihak baik Pemkab Sintang, organisasi dan lembaga masyarakat yang selama ini sudah melakukan upaya pelestarian lingkungan di Kabupaten Sintang.

Fifi Abriany sebagai Communication Officer LKTI Jakarta menyampaikan bahwa Kabupaten Sintang merupakan salah satu kabupaten yang menginisiasi terbentuknya Lingkar Temu Kabupaten Lestari.

“terlibatnya Kabupaten Sintang sebagai pencetus berdirinya LKTL karena adanya komitmen untuk menjaga kelestarian hutan dan lingkungan. Kami sudah melakukan shooting di Kabupaten Sigi dan Siak. Inovasi kabupaten anggota LKTI dalam menjaga lingkungan dan hutan menjadi sasaran kami. Hasil video akan digunakan untuk memperkenalkan Sintang kepada kabupaten lain di seluruh Indonesia. Kami akan berusaha memanfaatkan tiga hari efektif untuk pengambilan gambar di Sintang. Rencana akan ada 5 lokasi yang akan kami ambil gambarnya. Misalkan Ensaid Panjang khusus pada pewarna alam tenun ikat Dayak. Video pada satu lokasi atau satu inovasi akan berdurasi 1-2 menit. Jadi nanti aka nada 5 video tentang Kabupaten Sintang” terang Fifi Abriany.

Widian Sukri Kepala Bidang Ekonomi pada Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Sintang menjelaskan rapat ini untuk mendapatkan saran dan masukan dari berbagai pihak supaya video yang dihasilkan sesuai dengan harapan.

“kita komit menjaga 59 persen hutan yang masih ada di Sintang. Untuk itu, kita harus menentukan lokasi pengambilan gambar video dokumenter selama tiga hari di Sintang. Konsep kabupaten lestari bisa kita terapkan sampai 10 tahun ke depan” terang Widian Sukri.

Supomo Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan menyatakan siap membantu jika lokasi pengambilan gambar dilakukan di Danau Jemelak.

“karena kami punya program pelepasan bibit ikan jelawat di beberapa titik Danau Jemelak. Siapa tau bisa dijadikan lokasi pengambilan gambar” terang Supomo.

Erwin Simanjuntak sebagai Sekretaris Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sintang menjelaskan bahwa di Ensaid Panjang tidak hanya pewarna alami tenun ikat yang sudah dikenal, melainkan ada juga pembuatan baju dari kulit kayu dan kerajinan anyaman yang mungkin bisa di explore oleh Tim LKTL” terang Erwin Simanjuntak.

Pengelola Koperasi Kerajinan Tenun Ikat Dayak Jasa Menenun Mandiri, Sugiman Karyaredja mengjelaskan bahwa Kobus Sintang juga ada mengelola Sintang Orangutan Center.

“proses pewarnaan alami pada kain tenun sangat panjang dan terhubung dengan budaya. Jadi menurut kami tidak cukup kalau video pendek” terang Sugiman Karyaredja.

Armando dari Credit Union Keling Kumang menyatakan siap bantu pihak LKTL jika ingin ambil gambar pada beberapa jenis usaha yang terkait pelestarian lingkungan seperti budidaya kelulut dan produksi sirup asam maram.

Suwiryanto dari Koperasi Rimba Harapan menjelaskan bahwa koperasinya banyak mengelola usaha pertanian dan perkebunan.

“mungkin produk kami yang cocok terkait tema video adalah kebun jambu kristal kami di Desa Merarai Satu Kecamatan Sungai Tebelian. Kami sudah pernah produksi video mulai dari nol sampai kebun jambu kristal berhasil. Ada juga komoditas lain yg kami kembangkan ayam petelur, kelapa sawit, dan pisang. Kebun jambu kristal kami juga sudah kami buka menjadi salah lokasi wisata buah di Sintang. Kondisi sekarang jambu kristal sudah panen dan jual. Masyarakat juga dipersilakan untuk mengunjungi kebun jambu kristal sebagai lokasi wisata” terang Suwiryanto.

Iik Sri Januarsih dari Gemawan menjelaskan sedang membina kelompok tani khusus perempuan di Desa Merpak dengan membangun demplot pengembangan beras merah dan beras Hitam. “hanya saja saat ini baru mulai. Kami sementara masih fokus pada pengembangan padi. Kami juga komitmen untuk menggiling padi dengan bekisar. Padi hasil petani binaan kami tidak boleh giling padi dengan mesin melainkan dengan alat tradisional bekisar” terang Iik Sri Januarsih.

Billy M. Hasbi dari Soldaridad menjelaskan sedang mengembangkan green village.

“di Desa Merpak Kelam Permai saat ini sedang dibangun zero mass water yang mana kami mengambil air dari embun untuk konsumsi masyarakat. Satu panel bisa produksi lima liter air per hari. Di Merpak kami pasang lima panel. Dengan alat ini, semakin kemarau semakin banyak airnya. Dan rencananya pada 19 Oktober akan diresmikan operasional peralatan zero mass water ini” terang Billy M. Hasbi. (Hms)