SMAN-3 Sampit Raih Nilai UN Tertinggi Kotim

oleh
oleh

ua siswa SMAN 3 Sampit berhasil meraih nilai tertinggi Ujian Nasional 2015 di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. <p style="text-align: justify;">"Dulu peraih nilai tertinggi didominasi SMAN 1, tahun ini SMAN 3, dan sekolah lainnya nanti juga bisa berprestasi. Yang seperti ini yang kami inginkan karena artinya kualitas pendidikan kita merata dan terjadi persaingan sehat antarsekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan Kotim Suparmadi di Sampit, Jumat.<br /><br />Suparmadi didampingi Kepala Bidang Pendidikan Menengah Ahmad Syaifudi mendatangi sekolah-sekolah yang siswanya meraih nilai tertinggi di Kotawringin Timur sesuai bidang masing-masing. Dia menyerahkan piagam penghargaan kepada siswa dan siswi peraih nilai tertinggi se-Kotawaringin Timur.<br /><br />Syaifudi menyebutkan bahwa SMAN 3 Sampit meraih dua nilai tertinggi UN, yakni atas nama Romdiyah untuk Jurusan IPS dengan jumlah nilai 463,4 atau rata-rata 77,23 poin dan jurusan IPA dengan jumlah nilai 477,9 atau rata-rata 79,65 atas nama Ismawati. Tahun lalu, prestasi ini disandang SMAN 1 Sampit.<br /><br />Untuk SMK, nilai tertinggi diraih oleh Winarti, siswi jurusan Akuntansi SMKN 1 Sampit dengan jumlah nilai 349,4 atau rata-rata 87,35 poin. Nilai tertinggi jurusan Bahasa diraih Yulia Elvina, siswi MAN 1 Sampit dengan jumlah nilai 458,8 atau rata 76,46 bahasa atas nama Yulia Elvina 490,3 rata-rata 81,71 poin dan mata pelajaran Keagamaan atas nama Hairul.<br /&gt;<br />Kepala SMAN 3 Sampit, Yulities, bersyukur siswanya memperoleh nilai tertinggi di Kotim untuk IPA dan IPS. Prestasi ini merupakan hasil kerja keras bersama, baik para siswa, guru dan orangtua.<br /><br />"Kami melakukan persiapan mulai Desember pelajaran tambahan atau pengayaan. Tiap bulan kami ‘try out’, baik oleh sekolah sebanyak dua kali ditambah try out Dinas Pendidikan. Kita sama-sama membahas soal ujian nasional. Siswa juga makin mudah belajar dengan internet dibantu guru," ucap Yulities.<br /><br />Pencapaian ini tidak lantas membuat pihak sekolah membusung dada. Justru, ini akan menjadi motivasi bagi sekolah untuk mengupayakan peningkatan kualitas anak didik mereka. (das/ant)</p>