Sri Lanka Bebaskan Pemimpin Muslim Yang Ditahan

oleh
oleh

Sri Lanka membebaskan seorang pemimpin politik oposisi Muslim dari penjara tanpa tuduhan setelah menahan dia awal pekan ini berdasarkan undang-undang anti-trorisme, kata pengacaranya, Sabtu. <p style="text-align: justify;">Azath Sally, 49 tahun, mantan wakil wali kota Kolombo, ditangkap Ahad dan ditahan di tempat tahanan polisi dalam apa yang disebut masyarakat minoritas Muslim sebagai serangan baru terhadap mereka di negara pulau yang berpenduduk mayoritas beragama Buddha itu.<br /><br />Sally, ketua Aliansi Persatuan Muslim Nasiona , dibebaskan Jumat setelah pihak berwenang membatalkan penahanan 90 hari yang diperintahkan Presiden Mahinda Rajapakse yang juga menteri pertahanan, kata pengacaranya Shiraz Noordeen.<br /><br />"Tidak ada tuduhan dikenakan terhadapnya dan ia dibebaskan setelah perundingan-perundingan dengan kementerian pertahanan," kata Noordeen kepada AFP.<br /><br />Sally, seorang pengeritik keras terhadap Rajapakse kini berada di rumah sakit setelah mogok makan yang ia lakukan sebagai protes atas penahanannya berdasarkan Undang-Undang Pencegahan Terorisme.<br /><br />Amerika Serikat, yang berusaha melakukan satu mosi pemeriksaan terhadap Sri Lanka dalam sidang Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, Maret, sebelumnya meminta Kolombo mengizinkan pemimpin oposisi itu akses kepada para para pengacara.<br /><br />Laporan-laporan media lokal yang mengutip para pejabat yang tidak disebut namanya mengatakan Sally dituduh menghasut para warga Muslim mengangkat senjata melawan pemerintah– satu tuduhan yang dibantah pengacaranya.<br /><br />Polisi tidak memberi komentar mengenai pembebasan politisi itu, tetapi surat kabar Daily News milik pemerintah mengatakan ia telah meminta "maaf" kepada Rajapakse.<br /><br />Sally menuduh pihak berwenang menutup mata pada kampanye anti-Muslim yang berpuncak pada pembakaran terhadap dua perusahaan milik warga Muslim– satu toko pakaian dan satu garase mobil– Maret lalu.<br /><br />Tiga biksu dan 14 warga Buddha yang ditahan dalam serangan itu kemudian dibebaskan setelah polisi dan para korban tidak mengajukan tuduhan-tuduhan.<br /><br />Pekan lalu, Amnesti Internasional yang bermarkas di London menuduh Sri Lanka menanamkan iklim kekhawatiran dan menindak keras terhadap para pembangkang– satu tuduhan yang dibantah Kolombo. <strong>(das/ant)</strong></p>