Pelaksanaan Festival Seni Budaya Melayu I Kabupaten Sekadau di lapangan EJ Lantu selalu ramai dibanjiri pengunjung. Namun, pengunjung yang datang tak sekedar ingin menikmati pertunjukan budaya. <p style="text-align: justify;">Salah satu yang menjadi daya tarik bagi pengunjung adalah jejeran stan Kabupaten Kapuas Hulu yang menampilkan ragam jenis batu akik. <br /><br />Di stan ini, terdapat puluhan jenis batu akik dalam bentuk bongkahan maupun yang sudah diolah sedemikian rupa. Batu-batu ini mayoritas varian lokal. <br /><br />Emi, salah satu penjaga stan Kapuas Hulu mengaku tenda mereka tak pernah sepi pengunjung. Emi dan rekannya bahkan sempat kerepotan melayani pengunjung. <br /><br />“Yang paling ramai malam hari bang. Sampai-sampai stan kami kepenuhan,” ujar wanita asal Kecamatan Mentebah, Kapuas Hulu ini, (21/5/2015).<br /><br />Di stan Emi, terdapat beragam jenis batu lokal andalan Kapuas Hulu seperti red arwana yang sedang jadi tren, green borneo, batu fosil, kalsedon, kecubung, dan beberapa jenis batu lain asal Kalbar.<br /><br />Batu-batu inipun dihargai relatif murah. Sebutir batu red arwana dihargai Rp10 ribu hingga Rp50 ribu, tergantung ukuran dan variasi motif dan warnanya. <br /><br />Tak hanya malam hari, di siang hari pun stan-stan pameran batu akik ini tak kalah ramai dikunjungi. Sore kemarin misalnya. Saat Kapuas Post tiba di stannya, Emi tampak sedang sibuk melayani beberapa pembeli.<br /><br />“Batu red arwana ini ngambilnya di sungai, nyelam sendiri. Kedalaman sungainya sampai 10 meter. Makanya batu ini cukup diminati juga,” terang Emi. (Mto)</p>