Puluhan warga antusias mengikuti pelatihan pengelolaan sawah terpadu yang dilaksanakan tiga Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) yang bergerak dibidang lingkungan dan sosial budaya yakni, Suar Institute, World Wildlife Fund (WWF) dan Coy Indonesia Protokol (CIP) menggelar pelatihan pengelolaan sawah terpadu menuju swasembada pangan, Sabtu dan Minggu (24-25/9) di Dusun Sebaju Desa Kebebu, kecamatan Nanga Pinoh. Kegiatan tersebut dibuka oleh Istri Bupati Melawi, Nurbetty Eka Mulyastri Panji, dan dihadiri puluhan warga desa sebaju yang siap mengolah sawah. <p>Pelatihan yang dilakukan tersebut merupakan bentuk kepedulian lembaga tersebut terhadap warga untuk memanfaatkan potensi lahan yang ada. Lahan yang dipersiapkan untuk kawasan persawahan di Sebaju sendiri seluas 99 hektar.</p> <p>Ketua Kelompok Kerja Pasak Sebaju, yang juga merupakan tokoh masyarakat Dusun Sebaju, Syahrudin mengatakan, bahwa di Sebaju terdapat dua fakta yang ada didusun tersebut. Yang pertama tentang potensi lahan sawah yang siap dibangun, kemudian yang kedua yakni Hutan Rasau Sebaju. Yang mana selama ini pembinaannya dibantu oleh Suar Intitute dan WWF, begitupun dengan rencana pengelolaan sawah terpadu, yang nantinya juga akan dibantu Suar, WWF dan CIP. "Namun juga kita berharap adanya bantuan dari pemerintah, terutama dalam membangun irigasi dan penggalian lokasi," katanya.</p> <p>Sementara itu, Perwakilan WWF Indonesia, Muhammad Munawir mengatakan, membangun dan mengelola sawah tersebut, tentunya memerlukan kekompakan dan sebuah rasa kebersamaan. "Untuk pengelolaan sawah ini butuh komitmen, jika tidak tentu akan percuma," Katanya.</p> <p>Ditempat yang sama pula, Kepala Desa Kebebu, Akhmad Yani mengatakan, sudah barang tentu pengelolaan sawah ini tidak hanya memerlukan pelatihan untuk peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) saja. "Namun untuk pelaksanaannya dilapangan, masih sangat memerlukan bantuan. Baik dari lembaga Suar, WWF, CIP maupun bantuan dari pemerintah berupa hantraktor mini," ucapnya.</p> <p>Sementara itu Ketua PKK Nurbetty Eka Mulyastri Panji mewakili Bupati memberikan motivasi langsung kepada warga Kebebu, terlebih dalam mengelolala potensi lahan yang ada.</p> <p>"Dengan kuas 99 hektare jika setahun panen bisa menghasilkan puluhan ton maka warga tidak lagi membutuhkan beras dari luar. Kita tidak perlu impor beras lagi," ungkapnya.</p> <p>Maka, lanjut wanita yang disapa Astrid, untuk mewujudkan ini butuh kekompakan dan kerja sama masyarakat. Sementara Pemerintah Daerah, akan berupaya bersinergis dengan desa dalam membangun, terlebih dalam mewujudkan akses jalan dan jembatan bagi masyarakat. "Saya juga akan sampaikan kepada Bupati, untuk memperhatikan sawah terpadu ini," ucapnya.</p> <p>Sementara itu, Narasumber yang memberikan pelatihan pengelola sawah terpadu, Duin, SP mengatakan, dengan adanya potensi luas lahan sebanyak 99 haktar, sudah sangat luar biasa jika dikelola semua. Namun untuk mengelolanya itu, tentulah memerlukan bantuan pemerintah.</p> <p>"Jika kita lihat kulture tanahnya, itu merupakan tanah kering yang datarannya lebih tinggi dari posisi dataran sungai yang akan menjadi sumber air untuk sawah ini. Jadi harus digali dulu menggunakan exapator, dan ini membutuhkan bantuan pemerintah. Terlebih lokasi lahan ini, masih terdapat banyak tunggul bekas pohon-pohon. Jadi belum mampu jika hanya dicangkul saja," ungkapnya.</p> <p>Kepada Pemerintah pula, tentu memerlukan bantuan untuk membuat bendungan sebagai pengatur penyuplaian air ke sawah tersebut. "Sebab cukup sulit untuk mengelola sawah jika tidak ada penyuplaian airnya," paparnya. (KN)</p>