uku Dayak Taman Kapuas yang terdapat di Desa Sayut memberikan penghargaan kepada sejumlah pejabat yang hadir pada malam sebelum peresmian Gua Maria Ratu Segala Hati Desa Sayut, prosesi pemberian penghargaan secara adat Suku Dayak Taman Kapuas yang di sebut “Mamasi†(Memahkotai) dilaksanakan di rumah Betang RT.2 Dusun Bukit Tanggalas, Desa Sayut Kecamatan Putussibau Selatan, Sabtu malam (29/10/2011). <p style="text-align: justify;">Dalam prosesi “Mamasi” tersebut berjumlah 9 (Sembilan) orang yang mendapatkan kesempatan istimewah, diantaranya adalah Bupati Kapuas Hulu A.M Nasir, SH,didampingi Ny. Erlinawati Nasir, Mgr. Agustinus Agus selaku Uskup Sintang, Pastor Hari Murti, Pastor Gun, Pastor Rohadi, serta tampak pula dua orang Anggota DPR RI dari Komisi V yaitu Lasarus dan Yosef Mahardi, dan dua orang lainnya yang merupakan tamu dari Jakarta. <br /><br />“Mamasi” (memahkotai) merupakan upacara adat penghormatan tertinggi Masyarakat Dayak Taman Kapuas dari seseorang atau beberapa orang wanita kepada orang yang dianggap satria, seorang tokoh yang arif dan bijaksana, seseorang hartawan dan darmawan, seseorang pahlawan yang berjasa bagi daerah, bangsa dan Negara atau tokoh –tokoh pilihan yang mendapat kehormatan dan kepercayaan untuk menerima/membalas paandung ( Ijului/mabalasi ) kalau dalam pesta gawai.<br /><br />Adat istiadat serta Budaya “mamasi” diawali dengan mendudukan para bapak yang diamasi dengan tabuhan kangkuang dengan tembakan bedil dan menghidupkan pelita tembaga, kemudian mengikatkan jarat tangan ketangan kanan dan menukarkannya dari yang diamasi dan mamasi, kemudian memasang Indulu amas – amas dikepala diamasi dengan tabuhan kangkuang ( Taba’ Jaum ) dan managkio, pajiji, minum dan menukarkan minuman 8 khas minuman serta menari bersama sama sambil berjalan sebagai ungkapan suka cita dari ujung betang keujung betang yang didahului oleh para tetua adat petugas mamasi.<br /><br />Prosesi ini dilakukan oleh para tetua adat dengan memberikan dan menukarkannya kepada pria yang diamasi dan wanita yang mamasi berupa jerat tangan (ikat tangan) ditangan kanan dan indulu amas – amas ( mahkota kebesaran ) diletakkan dikepala diberi Bulu Enggang, kemudian disuguhi 8 jenis minuman khas Dayak Taman yang masing-masing jenis minuman memiliki arti tersendiri.<br /> <br />Sedangkan tujuan “mamasi” (memahkotai) adalah memberikan penghargaan tertinggi dengan suatu harapan pula anak atau turunan dari ibu – ibu atau gadis – gadis ini suatu saat kelak akan meneladani seperti bapak – bapak yang diamasi ini. disamping itu pula masyarakat disini mendapat suatu berkah dari pikiran dan perjuang bapak – bapak yang diamasi. Dan bapak – bapak yang diamasi mendapat berkah pula dari Tuhan Yang Maha Esa, serta selalu bijaksana dalam melakukan tindakan sepanjang hidupnya. <br />Dan sebagai ungkapan suka cita prosesi adat “Mamasi” Suku Dayak Taman Kapuas yag disaksikan oleh kurang lebih ratusan orang tersebut diakhiri dengan tarian dengan berkeliling di rumah Betang tersebut. Dan Rumah Betang RT.2 Dusun Bukit Tanggalas menjadi saksi bisu terjalinnya tali sliahtuhrami dan rasa persaudaraan yang tertuang dalam acara adat “Mamasi”.<strong>(phs)</strong></p>