Suryati Penderita Tumor Segera Dioperasi

oleh
oleh

Sejak lima hari lalu, Suryati (32) penderita penyakit kista ovarium dirawat di RSUD Ade M Djoen Sintang. Ibu tiga anak ini menderita penyakit tumor sejak lima tahun lalu, namun kala itu karena tidak mempunyai biaya untuk berobat dan memeriksakan diri ke dokter sehingga masih belum diketahui. Wanita dari Dusun Mangau Desa Toran Kecamatan Kayan Hulu perutnya membuncit hingga melebih wanita hamil. <p style="text-align: justify;">“Meski seperti orang hamil 2-3 bulan namun saya kurang yakin, karena mentruasi saya normal, sejak enam bulan lalu perut saya bertambah besar. Ketika itu, saya dibawa suami untuk memeriksakan diri ke puskesmas setempat. <br /><br />Hasil pemeriksaan di puskesmas saya dirujuk ke rumah sakit. Namun saat ini dokter  Imanuel,  SpOg (dokter spesialis kandungan), menyebut operasi saya tidak dapat dilaksanakan di rumah sakit Sintang, menurutnya harus ke Pontianak,” beber Suryati ditemui diruang bersalin kelas III A RSUD Ade M Djoen Sintang, Senin (30/1) siang kemarin. <br /><br />Karena ketiadaan biaya, keluarga ini memutuskan kembali ke kampong halaman. Setelah mengumpulkan sedikit biaya, mereka memutuskan  untuk berobat ke rumah sakit Pontianak.</p> <p style="text-align: justify;"><img src="../../data/foto/imagebank/20120130050334_C28FED5.JPG" alt="" width="639" height="400" /><br /><br />“Ketika kami di rumah sakit dokter sudarso, disana kami mendapatkan jawaban yang ditanggung jamkesda hanya sekitar 10 persen, itu pun tidak termasuk biaya operasi yang mencapai Rp 35 juta ditambah lima biji vitamin seharga Rp 1 juta per biji. Mendengar biaya sebesar itu, karena tidak cukup maka kami memutuskan kembali lagi ke kampong. Baru sekitar lima hari lalu, saya  dibawah oleh keluarga ke RSUD Ade M Djoen,” kata Suryati.<br /> <br />Suami Suryati, Ari Isnandar (38) mengucapkan terima kasih kepada pihak rumah sakit dan pemerintah Kabupaten Sintang yang telah bersedia mmbantu seluruh biaya operasi dan perawatan istrinya. “Jika tidak dibantu pemerintah dan rumah sakit, darimana kami mendapatkan biaya sebesar itu, karena saya hanya petani penyadap karet yang penghasilannya tidak menentu,” ucap Ari Isnandar didampingi ayah mertuanya, Sehabudin. <br /> <br />Sementara itu, Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang, dr H Sidiq Handanu mengatakan pihaknya sudah membentuk tim medis. Tim medis ini menurut Handanu terdiri dari dokter spesialis kandungan dua orang, spesialis penyakit dalam, spesialis anastesi serta staf terkait dengan anastesi dan staf operasi. <br /><br />“Kita sudah upayakan untuk ditangani, oleh karena itu kita bentuk tim. Kita perkirakan operasi ini akan berjalan lama, hal ini karena penyakit sudah kronis. Penyakit kista ovarium itu memang harus kita lihat dalam, kemudian setelah dibuka apakah diambil semua atau sebagian. Setelah diambil akan diperiksa dilaboratorium. Jika itu ganas, maka harus dilanjutkan dengan kemoterapi,”kata Handanu<br /><br />“Spesialis anastesi yang diambil dari Melawi, jika hari ini datang, Insya Allah besok mulai dilaksanakan operasi. Seluruh biaya ditanggung  pemerintah kabupaten, melalui jamkesda. Jika lancar dan tidak ada pelengketan cukup sekali operasi saja,” tukasnya. <strong>(*)</strong></p>