Wali Kota Pontianak Sutarmidji melakukan Safari Ramadhan di Masjid Darul Falah, mengunjungi umat Muslim di masjid itu dan warga kota setempat, guna menyampaikan program-program dan pelayanan publik di jajaran Pemerintah Kota Pontianak. <p style="text-align: justify;">Dalam tausiyah singkatnya Rabu malam, Sutarmidji mengajak umat Islam senantiasa menjaga dan menggunakan anggota tubuh untuk hal-hal yang baik, seperti mulut digunakan untuk melantunkan ayat-ayat suci Alquran, berzikir maupun bershalawat.<br /><br />Kemudian menggunakan tangan untuk melakukan hal-hal yang baik, dan mempergunakan kaki untuk melangkah ke tempat-tempat yang baik.<br /><br />"Kalau ketiga-tiganya dijaga dijaga dengan baik, Insya Allah kita akan selamat dunia dan akhirat," katanya.<br /><br />Sutarmidji menceritakan riwayat Nabi Musa AS ketika akan dicabut nyawanya oleh malaikat maut. Begitu malaikat maut hendak mencabut nyawanya dari ujung kaki, Nabi Musa AS bertanya, sampai hatikah engkau mencabut nyawaku dari kaki yang pernah digunakan untuk berjalan menuju Gunung Tursina ketika turun firman-Nya.<br /><br />Kemudian, malaikat maut bertanya kembali bagaimana kalau nyawa Nabi Musa dicabut dari tangan. Namun Musa bertanya apakah malaikat maut tega mencabut nyawanya dari tangan sedangkan tangannya dipergunakan menenteng Kitab Taurat untuk menyampaikan firman-Nya.<br /><br />Selanjutnya malaikat maut hendak mencabut nyawa Nabi Musa dari kepala, namun kembali Musa bertanya kepada malaikat apakah dirinya tega mencabut nyawa dari kepala sedangkan kepala digunakannya untuk bersujud kepada Allah SWT, kata Sutarmidji.<br /><br />"Akhirnya karena sudah tidak ada lagi bagian anggota tubuh Nabi Musa untuk dicabut nyawanya, Allah pun memerintahkan malaikat pencabut nyawa memberikan sebuah jeruk yang wangi kemudian menyuruh Nabi Musa untuk mencium aromanya dan Nabi Musa pun menghembuskan napas terakhirnya," ungkapnya.<br /><br />Dalam riwayat lain disebutkan, kematian Nabi Musa itu bagaikan seekor kambing dalam keadaan segar bugar lalu dicabut kulitnya dalam keadaan hidup.<br /><br />"Bisa dibayangkan bagaimana rasanya kalau nyawa kita dicabut, sedangkan Nabi Musa saja ketika nyawanya dicabut seperti kambing hidup yang dikuliti," kata Sutarmidji. (das/ant)</p>