Tak Ada Siswa, Gedung SMPN Desa Bina Jaya Masih di Tutup

oleh
oleh

Sejak tahun 2013 gedung megah SMPN Desa Bina Jaya, Kecamatan Pinoh Selatan, Melawi masih tutup, akibat tak ada tenaga pengajar dan siswa. <p style="text-align: justify;">Kepala Desa Bina Jaya, Fransiskus Andi Lala mengungkapkan gedung SMPN tersebut dibangun pemerintah pada tahun 2013 silam. Sekolah tersebut sempat menerima siswa pada tahun pertama sekolah tersebut dibuka.<br /><br />“Tapi karena jumlah siswanya hanya berapa orang, sehingga sekolah tersebut ditutup dan siswanya di pindahkan ke sekolah-sekolah yang ada di Nanga Pinoh. Karena alasan  tidak ada siswa dan tidak ada tenaga guru, sehingga sejak tahun 2013 hingga sekarang tak menerima siswa baru,” ujarnya.<br /><br />Lebih lanjut Ia mengatakan, sebenarnya siswa SD pendukung lumayan banyak, namun anak-anak tamatan SD dari desa lain tidak bisa pergi sekolah ke SMPN tersebut karena terkendala  jalan. Persoalan tersebut harus ada solusinya, sehingga kedepan SMPN inibisa diaktifkan kembali. <br /><br />“Sayang kalau gadung yang sudah  ada tersebut tidak difungsikan. Sebab akan mubazir kalau tidak digunakan,” ucapnya.<br /><br />Sementara itu, Barbaro Dedit, tokoh muda Desa Pelinggang menyampaikan gedung SMPN tersebut ditutup oleh Dinas Pendidikan karena jumlah siswanya kurang, bahkan siswa yang ada saat itupun langsung dipindahkan oleh Dinas Pendidikan ke beberapa sekolah yang ada di Nanga Pinoh. <br /><br />Sejak saat ini, di gedung SMPN yang telah dibangun dengan megah oleh pemerintah pusat tidak ada aktivitas belajar mengajar. Minimnya jumlah siswa di sekolah tersebut bukan karena faktor dari sekolahnya, namun para siswa terkendala dengan kondisi jalan untuk menuju sekolah yang tidak mendukung, sehingga untuk pergi ke sekolah siswa tidak bisa menggunakan kendaraan roda dua,” keluhnya.<br /><br />“Seperti dari Desa Pelinggang, untuk menjangkau sekolah tersebut siswa harus menempuh perjalanan sekitar 4 kilo meter. Kalau bisa menggunakan kendaraan roda dua tentu tidak masalah, tapi kalau harus berjalan kaki tentunya berat bagi siswa,” tukasnya.<br /><br />Dikatakannya, karena kendala jalan tersebut, para orang tua lebih memilih untuk menyekolahkan anaknya ke SMP yang ada di Nanga Pinoh, akibatnya sekolah tersebut menjadi kekurangan siswa. “Kalau jalan bagus, para orang tua akan memilih menyekolahkan anaknya di SMPN tersebut,” ungkapnya.<br /><br />Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Melawi, Joko Wahyono saat dikonfirmasi menyampaikan kalau SMPN tersebut memang sudah lama tutup. Sekolah tersebut ditutup karena terkendala beberapa faktor, diantaranya jumlah siswanya yang sedikit, tenaga guru,  dan termasuk juga sarana prasarana pendukung lainya. <br /><br />“Karena jika membangun sarana prsarana pendidikan harus dilengkapi dengan infrastruktur  yang memadai seperti jalan, jembatan dan perumahan guru,” singkat Joko. (KN)</p>