Tekan Angka Gizi Buruk, Perlu Komitmen Semua Pihak

oleh
oleh

Gizi buruk masih menjadi ancaman kesehatan dimasyarakat khususnya balita dan anak. Terkait hal ini, pemerintah kabupaten Sintang melalui dinas kesehatan di tahun 2001 lalu telah mendirikan pusat penatalaksanaan gizi buruk (PPGB). <p style="text-align: justify;">Dalam perjalananya PPGB, telah melakukan berbagai upaya untuk menyelamatkan jiwa penderita gizi buruk yang datang dari berbagai kecamatan di Sintang. Bahkan ditahun 2008 lalu, PPGB pernah bekerjasama dengan pembak Kapuas Hulu dan di tahun 2011 kembali bekerjasama dengan pemerintah kabupaten Sekadau. <br /><br />Dua tahun terakhir, jumlah pasien yang masuk PPGB jumlahnya tidak terlalu berbeda jauh. Di tahun 2011 lalu, setidaknya tercatat ada 25 penderita gizi buruk yang berhasil ditolong dan ditangani oleh PPGB.Sementara hingga November 2012 ini, PPGB mencatat ada sekitar  20 pasien. <br /><br />“Kita belum bisa pastikan bahwa jumlahnya lebih sedikit dari tahun lalu, karena masih ada waktu di bulan Desember yang bisa saja terjadi penambahan pasien. Seperti tahun 2011 lalu, di bulan Desember ada 3 pasien giruk yang masuk,”jelas Adi Sulistyanto, kepala PPGB Sintang saat diwawancarai di kantornya Kamis (22/11/2012). <br /><br />Dikatakan pria yang akrab di sapa Adi ini, secara umum angka penanganan giruk di Sintang menunjukan peningkatan. Hal itu menurutnya justru bisa dilihat dari semakin banyaknya pasien yang masuk dan dirawat di PPGB. <br /><br />“Artinya penjangkauan kita jalan. Karena kita sudah menerapkan program survailens gizi ditingkat puskesmas dan memberikan sosialisasikan pada kader posyandu. Jadi semakin banyak pasien giruk yang masuk ke PPGB itu justru lebih bagus,”ujarnya. <br /><br />Terkait dengan penanganan giruk, pencinta musik ini mengatakan bahwa yang sangat diperlukan adalah komitmen dari semua pihak. Masyarakat dan pemerintah harus bekerjasama agar giruk tidak lagi menyerang dan menghantui anak dan balita yang ada di Sintang. <br /><br />“Kalau untuk giruk, bukan di masalah kesehatanya. Tapi bagaimanya menyelematkan kehidupan pengidap gizi buruk,”katanya. <br /><br />Secara nasional dan ketentuan dalam MDG’s, angka gizi buruk disuatu daerah ditoleransi minimal terjadi hanya 5 persen dari jumlah penduduk. Sintang sendiri menurutnya telah melewati angka minimal tersebut. Artinnya angka gizi buruk Sintang berada dibawah angka 5 persen. <br /><br />Di tahun 2013 mendatang, PPGB menargetkan tidak hanya bisa menanggani gangguan pertumbuhan karena gizi buruk, namun juga bisa menangani gangguan perkembangan pada penderita gizi buruk. Apalagi saat ini pihaknya telah melakukan kerjasama dengan organisasi dari Belanda untuk memberikan terapi kepada anak dengan keterbatasan khusus yang di sebabkan salah satunya oleh gizi buruk.<br /><br />“Sepanjang tahun 2011-2012 ini, tidak ada pasien gizi buruk yang meninggal. Kita juga tidak bisa mendapatkan data itu dari puskesmas, karena memang tidak ada pendataan atau laporan tentang hal itu. Tapi memang pasien yang masuk dan dirawat di PPGB ini pasti mendapatkan rujukan baik dari tenaga kesehatan di desa ataupun dari dokter umum. Karena awalnya keluhan mereka hanya sakit, misalnya diare atau sakit lainnya. Tapi kemudian setelah dilakukan pemeriksaan baru diketahui kalau ada gizi buruk,”pungkasnya. <strong>(ast)</strong></p>