Masyarakat Desa Nanga Man mengaku kecewa atas dipindahkannya tenaga kesehetan di Desa Nanga Man Kecamatan Pinoh Utara ke daerah lain. Karena sejak pindahnya tenaga kesehatan tersebut tidak hingga kini belum ada pengganti tenaga kesehatan lainnya hingga membuat masyarakat mengalami kesulitan untuk mendapatkan perawatan medis. <p style="text-align: justify;">Kepala Desa Nanga Man, Syaparudin mengatakan, sejak dipindahkannya petugas kesehatan di Nanga Man, sampai sekarang belum ada penggantianya. Sehingga Poskesdes yang ada di desa tersebut masih kosong hingga sekarang. <br /><br />“Kekosongan tenaga kesehatan di Nanga Man sejak bulan Februari lalu hingga sekarang,” ungkapny, kemarin.<br /><br />Lebih lanjut Ia mengayakan, Kades mengatakan, dirinya juga mengalami kekesalan, terlebih petugas kesehatan yang dipindahkan dari Nanga Man itu tanpa pemberitahuan atau koordinasi kepada Pemerintahan Desa. <br /><br />“Kami tidak permasalahkan petugas tersebut dipindahkan, tapi harus disdiapkan dulu pengantinya. Sehingga ketika yang bersangkutan keluar langsung masuk penggantinya,” ujarnya.<br /><br />Akibat kekosongan petugas kesehatan tersebut, kata Syaparudin, jika ada warga yang sakit dan mau berobat terpaksa harus turun langsung ke Nanga Pinoh. <br /><br />“Sementara sarana transportasi yang kami handalkan sampai sekarang masih menggunakan kendaraan sungai. Sehingga kalau turun ke Nanga Pinoh harus membutuhkan waktu yang lama,” tuturnya.<br /><br />Syaparudin menuturkan, terkait kekosongan petugas kesehatan tersebut sudah disampaikan oleh Kades saat Musrenbang di tingkat Kecamatan Pinoh Utara. Saat itu langsung ditanggapi oleh Kepala Puskesmas, yang mengatakan seminggu kedepannya akan ditempatkan petugas disana. “Tapi nyatanya, sampai sekarang belum ada satu orangpun petugas yang ditugaskan di Desa Nanga Man,” ujarnya.<br /><br />Sebagai Kepala Desa setempat, Syaparudin juga prihatin dengan kondisi tersebut, karenanya dia berharap kepada Pemerintah Kabupaten Melawi supaya segera menempatkan seorang petugas kesehatan di Desa Nanga Man. <br /><br />“Kosongnya tenaga kesehatan ini cukup kami rasakan betapa sulitnya mendapatkan perawatn medis. Terlebih lagi disaat beberapa warga di Desa Nanga Man yang sempat terkena Demam Berdarah Dengue (DBD). Hal itu sempat membuat kami kelabakan,” tuturnya.<br /><br />Saat dikonfirmasi terkait hal tersebut, Plt Kepala Dinas Kesehatan Melawi, Ahmad Jawahir mengatakan sebenarnya tidak hanya di Desa Nanga Man yang tidak ada para medis, tapi masih banyak lagi desa yang kosong para medis. <br /><br />“Makanya Pemerintah Pusat membagikan dana pusat seperti DAK dan Dana Desa ke setiap desa untuk mengelola Pustu dan Polindes,” ungkapnya.<br /><br />Ia mengatakan, Dana Desa diperbolehkan untuk menggaji petugas di Polindes dan Pustu, termasuk untuk membangun fasilitasnya. Jadi tidak ada alasan di desa tidak ada petugas. Karena dana untuk menggaji petugasnya sudah ada dari pusat. <br /><br />“Seperti di Sokan, semua sudah terisi dengan model pembiayaan seperti itu, demikian juga di Sayan. Jadi tergantung dari kebijakan Kades dan BPD,” pungkasnya. (KN)</p>