Sebanyak 80 orang yang tergabung dalam Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Kurikulum 2013 (K-13) Provinsi Kaltim untuk jenjang SD, menggelar "Workshop" selama tiga hari yang dipusatkan di aula Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim. <p style="text-align: justify;">"Workshop ini digelar dengan tujuan untuk menghasilkan laporan pelaksanaan monev implementasi K-13 di Kaltim. Sedangkan hasil yang diharapkan adalah tersusunnya laporan hasil monev implementasi K-13," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim Musyahrim, saat membuka acara itu di Samarinda, Rabu.<br /><br />Isi dari workshop antara lain penyusunan outline atau garis besar laporan, kemudian dilakukan curah pendapat tentang kegiatan monev yang telah dilakukan oleh masing-masing tim di kabupaten dan kota di Kaltim.<br /><br />Sedangkan untuk kegiatan penyusunan laporan, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. Kemudian hasil kerja masing-masing kelompok akan disampaikan dalam sidang pleno untuk memperoleh masukan dari kelompok lain.<br /><br />Sementara Ketua Panitia Workshop, M Syapri mengatakan sebanyak 80 peserta Workshop Monev K-13 tersebut terdiri dari 70 peserta dari kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).<br /><br />Mereka terdiri dari unsur akademisi Universitas Mulawarman Samarinda, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kaltim, Tim Pengembang Kurukulum (TPK) Kaltim, dan dari Dinas Pendidikan Kaltim.<br /><br />Dia mengatakan bahwa implementasi K-13 telah dilaksanakan di seluruh Indonesia, meliputi dari tahapan penyusunan dokumen kurikulum, penyususunan buku siswa dan guru, pelatihan bagi guru inti dan sasaran, pendampingan pelaksanaan kurikulum SD kelas 1,2,4, dan kelas 5.<br /><br />Saat ini katanya, implementasi K-13 di masing-masing gugus sekolah dasar telah dilaksanakan, kemudian untuk melihat seberapa jauh keberhasilan kegiatan tersebut, maka perlu dilakukan monev karena monev merupakan bagian yang tak terpisahkan dari implementasi K-13. (das/ant)</p>