Bupati Sintang, Jarot Winarno, meninjau sejumlah komplek ruang terbuka hijau (RTH) yang ada di Ibu kota Kabupaten Sintang, Senin (6/3/2017). <p style="text-align: justify;">Pada kesempatan ini, Bupati menyampaikan kepada awak media, bahwa Ibu kota Kabupaten Sintang secara matematis telah memenuhi ketentuan pemerintah sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang nomor 26 tahun 2007. <br /><br />“Dalam Undang-Undang, kawasan perkotaan haruslah memiliki 30% ruang terbuka hijau, yang mana hal itu diwujudkan dalam lima jenis kawasan hijau, ada kawasan hijau pertamanan kota, kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau kegaitan olahraga dan kawasan hijau pemakaman,” kata bupati.<br /><br />Selain itu kata Bupati, kawsan perkotaan Sintang ini dengan adanya Hutan Wisata Baning dengan luasnya 200 hektar lebih, sudah mencakup lebih dari 40%, terangnya.<br /><br />Terkait dengan Penataan dan keberadaan ruang publik bupati mengatakan kita ini cuma kurang tertata, selain itu kita juga masih butuh ruang publik, dimana masyarakat bisa bersosialisasi dan berinteraksi, jadi kita buatkan tempat terbuka baru seperti Taman Entuyut dan Taman Bungur, kata bupati <br /> <br /><br />Selain meninjau semjumlah RTH, Bupati Sintang mengunjungi makam Pangeran Kuning di Menyurai, Makam Kerkop dan Taman Entuyut. <br /><br /> <br />Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Drs. H. Akhmad Dharmanata,MM menyambut baik rencana pemerintah untuk menata sejumlah kawasan pemakaman menjadi taman makam. <br /><br />“ini suatu yang sangat bagus, karena makam itu identik dengan seram, namun ketika sudah dibuat menjadi taman maka tidak lagi seram", kata Dharmanata. <br /><br />Selain itu lanjut Dharmanata bahwa prioritas kerja Dinas Lingkungan Hidup adalah berkaitan dengan pemeliharaan ruang terbuka hijau yang ada. <br /><br />“prioritas kita adalah pemeliharaan. Itulah tugas kita, menjaga keberadaan dan keasrian ruang terbuka hijau publik yang ada di Sintang, seperti Taman Entuyut yang baru saja di bangun ini,” paparnya.<br /><br />Ia juga menambahkan dalma hal pemeliharaan, pemerintah tidak dapat bekerja sendiri. “Kami menjalin kerja sama dengan masyarakat juga karena tanpa dukungan masyarakat kita akan sulit untuk mempertahankan kondisi yang ada,” kata pria yang akrab di sapa dengan Nata ini. (Evy/DD)</p>