Tinjau SOSEK dan politik Kerja Sama MALINDO

Jika dikaitkan dengan era globalisasi yang ditandai dengan ketatnya persaingan disegala aspek kehidupan, dan menghadapi arus transformasi social ekonomi yang besar dan menggoyahkan seperti sekarang ini dan lebih tampak didepan mata adalah adanya pasar terbuka. Oleh karena itu jika kita melihat Malaysia dari sisi perekonomianya mengadakan penyesuaian-penyesuaian kebijakan ekonomi dilakukan dengan cepat dengan melonggarkan kebijakan ekonominya. Salah satunya dengan memberikan izin kepada perusahaan asing 100% kemudahan dengan syarat sebagian hasil produksinya ditujukan untuk pasar ekspor. Memang patut diakui bahwa perubahan-perubahan dibidang ekonomi tampaknya belum memberikan jaminan bagi tercapainya situasi ekonomi dunia yang lebih menentu dan kondusif bagi upaya-upaya pembangunan di kedua belah pihak. Akan tetapi perluasan pembangunan ekonomi dapat dicapai secara baik melalui saling pertukaran terhadap hal-hal yang akan meningkatkan nilai manfaat. Atas dasar hal tersebut diatas kontek tulisan ini akan melihat terjadinya hubungan kerja sama antara kedua belah pihak, kemudian apa sebenarnya keuntungan dan kerugian hubungan ini serta apa yang dapat diperoleh dari hasil kerjasama ini dimasa depan Kaliamantan Barat secara khusus dan Indoensia secara umum. Hubungan yang sudah terjalin bahkan dapat lebih baik lagi ini disebabkkan beberapa factor yang terdapat didalam diri kedua negara yaitu: latar belakang sejarah, tentang kedekatan dan kebudayaan sama antara Indonesia dan Malaysia., persamaan dalam etnisitas, yang merupakan ikatan fisik dan mental yang sangat kuat (khas dan sentimental), serta perbedaan dalam budaya, berkaitan erat bahkan menjadi bagian dari sector kedua, etnisitas, karena kebudayaan merupakan karakterisatik non fisik dari etnisitas. Memiliki beberapa keuntungan, yaitu Membuka isolasi daerah perbatasan , memberi kendali lalu lintas kepada manusia dan barang, memudahkan pengawasan dan pengendalian keamanan mengurangi penggunaan jalan setapak yang selama ini dipergunakan, meningkatkan mobilitas warga masyarakat. Memperlancar usaha pemerintah yang berkaitan dengan kerjasama pembangunan daerah perbatasan serta memperlancar urusan peningkatan perdagangan dan pariwisata. Kemudian mengenai kerugiannya antara lain :memberi peluang untuk masuknya barang-barang terlarang, mematikan mata pencaharian penduduk perbatasan yang biasa dilakukan sebagai tukang pikul, menggalakan penyeludupan melalui jalan-jalan setapak apabila pengawasannya lemah . Prospek Kerjasama Ekonomi Kalimantan Barat – Sarawak Malaysia Karena mengundang perhatian dan menarik untuk dibicarakan menjadikan masalah ini dapat dilihat dari beberapa sudut pandang seperti dari sudut pandang Idiologi, Politik, Ekonomi, social budaya, pertahanan keamanan dan lain-lain. Untuk itu SOSEK dan politik dapat dilihat sebagai berikut . a. Sudut social budaya Sudut social budaya ini adalah akumulasi dari permasalah ekonomi dan bias dari sisi politik. Apapun yang dihasilkan oleh kedua aspek tersebut akan tergambar dari social budaya yang akan melahirkan paradigma baru. Oleh karena itu daerah perbatasan juga menjadi titik pertemuan yang berlainan latar belakang dalam hal mendapatkan kemerdekaan tetapi ada juga kesamaannya. Untuk itu kita perlu ada upaya pemfilteran diri. Dengan mengadakan kunjungan keperbatasan, mengadakan diolog dengan mereka secara intensive, mendengar dan memperhatikan suara hati mereka adalah solusi yang terbaik untuk jalannya penghambatan intervensi social budaya asing yang kurang baik. b. Sudut ekonomi Dengan melihat keuntungan dan kerugian dari kerjasama ekonomi ini maka Kalimantan Barat perlu mengadakan Program kerja untuk lebih meningkatkan profesionalisme, terlebih – lebih bagi mereka yang berasal di perbatasan langsung dengan melakukan pelatihan, peningkatan manajerial skill serta kewirausahaan . c. Sudut politik Dengan kondisi politik yang ada saat ini dengan kedua belah pihak yang berbeda, mengakibatkan kebijaksanaan yang diluncurkan oleh masing-masing berbeda. Oleh karena itu pula kondisi ini jelas berpengaruh terhadap kebijaksanaan bersama. Misalnya Malaysia menjadi anggota penandatanganan United Nations Conversation an road traffic di Jenewa tanggasl 14 September 1945, sedangkan Indonesia masih belum menandatangainya ( ratifikasi) konvensi tersebut. Bagi Malaysia peraturan motor Vehicle (International Ciralatiuon) Rule 1967 telah dilaksanakan. Pada bidang bea cukai, Malaysia telah melaksanakan peraturan bea cukai tahun 1977 yang mana kegiatan ekspor inpor tersebut dapat dilakukan melalui darat laut dan udara, sedang melalui laut belum ada peraturannya . dengan kondisi seperti ini kita sulit untuk mengadakan hubungan lebih jauh . Oleh karena itu untuk mengatasi hal ini kita perlu melakukan : - Agar dapat mengidentifikasi secara cermat hal-hal apa saja yang dapat dijadikan kerjasama selain yang sudah dilakukan - Untuk mampu menangani program ekonomi diperlukan suatu birokrasi yang efektif dan tanggap terhadap pucuk pimpinan eksekuitif. - Perlu mengadakan peningkatan kualitas perwakilan rakyat agar mampu dan tanggap khususnya membaca peluang yang perlu untuk dijadikan peluang dan khusunya pada masalah perbatasan Bagi para pengambil keputusan dan penentu kebijakan agar lebih mengedepankan kepentingan bangsa Indonesia dari pada kepentingan diri sendiri tidak mengambil kebijakan yang salah Dengan demikian hubungan ini akan terasa lebih semarak manakala kedua belah pihak mempergunakan fasilitas yang telah diberikan kedua negara yang bersahabat dengan lebih baik lagi. Tidak menutup kemungkinan hubungan perdagangan dengan prinsip saling menguntungkan tetap harus berjalan sejauh kedua belah pihak mengerti akan posisi masing-masing. (das)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan