TPID Berjuang Tahan Laju Inflasi Kalsel

oleh
oleh

Tim pengendalian inflasi daerah Kalimantan Selatan berjuang keras untuk menahan laju inflasi Banjarmasin yang kini mencapai 8,09 persen jauh diatas angka nasional yang hanya 6,33 persen. <p style="text-align: justify;">Hal itu disampaikan Kepala Bank Indonesia (BI) Banjarmasin, Khairil Anwar, di Banjarmasin pada pertemuan tim pengendalian inflasi daerah (TPID) Kalsel di aula BI, Kamis (30/12/2010). <br /><br />"Langkah-langkah strategis harus segera dilakukan untuk menahan laju inflasi pada 2011, terutama masalah tingginya harga beras lokal," katanya <br /><br />Menurut dia, angka inflasi Kalsel 2009 hanya 3,86 persen. <br /><br />Dari data yang dihimpun, inflasi tertinggi masih terjadi pada kelompok makanan yang mencapai 17,43 persen, terutama akibat melonjaknya harga beras lokal yang mencapai lebih dua kalilipat. <br /><br />Selain melonjaknya harga beras, tambah dia, inflasi juga didorong oleh melonjaknya harga emas internasional, bawang merah, daging ayam ras, dan bahan bakar rumah tangga. <br /><br />Inflasi bisa dikelompokkan berdasarkan tiga kriteria yaitu inflasi inti atau inflasi yang cenderung menetap seperti nilai tukar dan keseimbangan permintaan dan penawaran. <br /><br />Inflasi inti tersebut mengalami penurunan dari 5,35 pada 2009 persen menjadi 5,50 persen. <br /><br />Kemudian inflasi dominan yang dipengaruhi oleh kejutan dalam kelompok makanan seperti panen, gangguan cuaca atau perkembangan harga komoditas domestik dan internasional. <br /><br />Inflasi kelompok ini meningkat tajam dari 7,87 persen menjadi 17,73 persen. Kenaikan dipengaruhi melonjaknya harga komoditas seperti padi, sayuran dan bumbu. <br /><br />Inflasi kelompok tiga yaitu inflasi yang perkembangannya diatur pemerintah seperti BBM, listrik dan telepon juga meningkat dari sebelumnya -4,32 persen menjadi 3,94 persen. <br /><br />Mengantisipasi terjadinya inflasi lebih tinggi pada 2011, kata dia, perlu ada antisipasi mengatasi paskokan bahan makanan oleh dinas pertanian, Bulog maupun dinas perdagangan. <br /><br />Melakukan penelitian bersama mengenai pola distribusi dan pembentukan harga, pengembangan sentra produktivitas sayuran dan pertanian lainnya. <br /><br />Kepala Dinas Pertanian Sriyono mengatakan, pada 2011 Kementerian Pertanian mengucurkan dana untuk pembelian komoditas lokal sebesar Rp1 triliun. <br /><br />"Saya harapkan Kalsel bisa mendapatkan jatah, sehingga bisa dimanfaatkan untuk membeli beras lokal dari petani," katanya.  <br /><br />Dengan demikian, kata dia, bila harga beras dipasaran mahal, maka beras pembelian pemerintah bisa untuk operasi pasar menekan harga dipasaran. <br /><br />"Dengan sistem tersebut saya yakin pedagang atau tengkulak akan berpikir beberapa kali untuk mempermainkan harga," katanya. <br /><br />Menurut dia, dari hasil penelitan BPS terjadi kesenjangan harga beras yang cukup tinggi antara di petani dengan ditengkulak yaitu tidak kurang dari Rp1.250 per kilogram. <br /><br />Anggota TPID terdiri dari Biro Perekonomian Pemprov Kalsel, Dinas Perdagangan, Pertanian dan dinas terkait lainnya, Bank Indonesia, BPS, Adpel dan beberapa instansi terkait lainnya. <strong>(phs/Ant)</strong></p>