Melawi kaya akan seni budaya, dan masih banyak pula masyarakat yang mempertahankan budaya didaerahnya sebagai daya tarik tersendiri. <p style="text-align: justify;">Salah satunya Warga Suku Dayak Desa Penyuguk, Kecamatan Ella Hilir, Melawi, didesa tersebut, hasil panen sawahnya ditempat yang khusus. Tradisi budaya lokal itu menjadi daya tarik tersendiri oleh para pengunjung yang datang ke daerah itu.<br /> <br />“Mayoritas masyarakat Desa Penyuguk dan desa tetangga memiliki mata pencaharian sebagai petani. Mereka panen sekali dalam setahun dan hasil pertanian masih tetap disimpan di rumah lumbung padi,” ujar warga Ella Hilir, Saborank, ditemui di Nanga Pinoh.<br /><br />Dijelaskannya bahwa, satu lumbung padi beratapkan seng dengan model bangunan tradisional limas tersebut digunakan oleh warga untuk menyimpan padi setelah musim panen tiba. <br /><br />Lebih lanjut dikatakan Saborank, bahwa Lumbung Padi dalam bahasa setempat adalah Tuko. Bangunan Tuko sendiri ukurannya beraneka ragam antara 1 X 4 sampai 4 X 5 meter sesuai dengan pendapatan hasil panen masyarakat setiap tahun yang mayoritas petani.<br /><br />Saborank menuturkan, bahwa khusus menyimpan hasil panen, setiap lumbungpadi didirikan tepat di tengah-tengah atau disamping rumah tradisional desa setempat atau dikebun (ladang) warga.<br /><br />“Mereka memanen hasil pertanian sekali dalam setahun dengan metode tradisi setempat. Ada sekitar 60 unit yang masih tetap berdiri bangunan lumbung padi untuk menyimpan hasil panen di Desa Penyuguk dan sekitarnya,” ulasnya.<br /><br />Dia pun mengapresiasi warga Desa Penyuguk dan desa-desa lain dilingkungan Pemkab Melawi yang masih tetap mempertahankan tradisi budaya menyimpan padi dalam lumbung sebagai peninggalan budaya para leluhur itu.<br /><br />Dikesempatan itu Saborank juga berharap kepada Pemkab dan DPRD Melawi agar kedepan dalam rangka melestarikan budaya lokal itu ada perhatian bantuan anggaran terkait merenovasi atau membangun lumbung padi yang baru.<br /><br />Dia meyakini, apabila berdiri bangunan lumbung padi dengan bangunan yang baru tertata yang rapi tanpa menghilangkan makna awal sebagai budaya atau tradisi lokal akan menarik para wisatawan berkunjung kedaerah itu, sehingga Kabupaten Melawi akan lebih terkenal hingga ke manca negara. (KN)</p>