Tuah: Tenun Ikat Jadi Ikon Objek Budaya Sintang

oleh
oleh

SINTANG, KN – Kabupaten Sintang patut berbangga memiliki ciri khas tenun ikat yang sudah sangat terkenal. Bahkan sudah beberapa kali menerima penghargaan dari pemerintah pusat.

Hal itu pula, membuat anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Tuah Mangasih turut bangga. Menurutnya tenun ikat Sintang kini telah menjadi ikon objek budaya Bumi Senentang.

“Saya sangat merespon baik dengan adanya tentun ikat. Ini merupakan ikon Kabupaten Sintang, karena sudah dikenal dimana-mana,” ujar Tuah ditemui di Kantor DPRD setempat, kemarin.

Maka dari itu, Tuah berharap, produksi kain tenun ikat ini bisa ditingkatkan lagi ke depannya, mengingat tenaga kerjanya cukup banyak.

“Saya kira kalau tenaga kerjanya banyak, terutama kawan-kawan kita di Ensaid Panjang. Makanya produksi tenun ikat ini harus ditingkatkan lagi,” katanya.

Sementra untuk bahan dasar tenun ikat, kata Politisi Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP) ini, bisa mengandeng pihak lain. Pemerintah juga harus memperhatikan secara khusus melalui dinas terkait, kalau memang betul bahanya kurang.

“Mengingat bahan bakunya dari alam, makanya harus kita atasi itu kalau memang terjadi kekurangan. Tentu ini jadi perhatian kita juga, ketika rapat kerja nanti dengan dinas terkait akan kita bicarakan,” katanya.

Karena menurut Tuah, sangat disayangkan sekali, kalau sampai bahan bakunya kurang, sementara pengrajin banyak. “Tentu kita berharap jangan sampai oleh-oleh khas Sintang ini langkah. Sehingga menjadi mahal,” pungkasnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Sintang Yosepha Hasnah merasa bangganya pada tenun ikat Sintang yang sudah beberapa kali menerima penghargaan dari pemerintah pusat.

Hal tersebut disampaikannya saat membuka kegiatan Festival Tenun Ikat dan Seminar Internasional yang digelar Disdikbud Kabupaten Sintang, di Museum Kapuas Raya, Jalan Sintang-Putussibau, pekan lalu.

“Tenun ikat Sintang sudah beberapa kali menerima penghargaan dari pemerintah antara lain, warisan budaya tak benda, Upakarti. Ini semua karena ketekunan para pengrajin tenun, bantuan banyak pihak dan perhatian Pemkab Sintang terhadap tenun ikat ini,” kata Yosepha Hasnah bangga.

Pelaksanaan Festival ini kata Sekda, merupakan salah satu upaya untuk pengembangan objek pokok kebudayaan, sebagaimana diamanatkan Undang-undang nomor 5 tahun 2017.

“saya berharap, ke depan event seperti ini dapat menjadi agenda tahunan Disdikbud Sintang dengan mengundang turis mancanegara,” terangnya. (*)