“Kita tetap upayakan rasio antara dosen dan mahasiswa dalam proses belajar mengajar. Untuk kelas eksak misalnya, setiap 25 mahasiswa harus ditangani oleh satu dosen, sedangkan untuk kelas non eksak, bisa 1 dosen menangani 30 mahasiswa,â€Âungkap Rektor UNKA Petrus Atong saat ditemui di kampus Selasa (27/11/2012). <p style="text-align: justify;">Oleh karena itu menurutnya penambahan ruang kelas baru untuk proses perkuliahan menurut rektor UNKA menjadi prioritas pengembangan kampus dalam bidang fisik. Saat ini menurutnya dari sekitar 3000 mahasiswa yang masuk pada 6 program study, jumlah total ruang perkuliahan mencapai 28 kelas. Jumlah tersebut sangat dirasakan kurang. Saat pelaksanaan ujian baik semester maupun akhir semester, harus dilakukan koordinasi yang ekstra agar proses ujian bisa berjalan.<br /><br />“Karena mahasiswa kan ada beberapa tingkatan semester dan dari 6 program study yang berbeda, maka perlu diatur agar tidak terjadi tabrakan,”ungkapnya.<br /><br />Sedangkan proses perkuliahan sendiri saat ini dilaksanakan full dari pagi sampai sore. Sehingga semua mahasiswa tetap dapat mengikuti perkuliahan mata kuliah yang diambil. <br /><br />“Kalau memang pengelolaan keuangan bisa efektif dan produktifitas juga bisa ditingkatkan, maka jika tidak ada halangan tahun depan (2013-red) kita akan bangun 6 lokal ruangan perkuliahan baru. Dananya bisa saja dari swadaya Universitas melalui uang gedung dan partisipasi alumni. Memang untuk pengembangan kampus, kita dituntut lebih kreatif,”pungkasnya. <br /><br />Dari sisi peningkatan kualitas dosen, Petrus Atong mengatakan bahwa selain harus memiliki kualifikasi S2, ada sejumlah dosen yang saat ini sedang menempuh pendidikan S3. Ia sendiri telah melakukan ujian tertutup untuk program doktornya (S3) di Fakultas Ilmu sosial dan politik Universitas Padjajaran Bandung. Hanya tinggal menunggu jadwal ujian promosi untuk selanjutnya resmi mendapatkan gelar doktor dalam bidang ilmu administrasi negara. <strong>(ast)</strong></p>
