Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Abdul Manaf Mustafa, menyatakan, usaha peternakan di provinsi itu masih terkendala minimnya modal. <p style="text-align: justify;">"Hingga kini, pemerintah daerah membantu para peternakan terkait modal baru sekitar 30 persen saja, sisanya masih menggunakan modal pribadi yang jumlahnya sangat terbatas," kata Abdul Manaf Mustafa di Pontianak, Senin.<br /><br />Ia menjelaskan, saat ini, pihaknya sedang berupaya bagaimana usaha peternakan mendapatkan sumber modal dari pemerintah maupun pihak bank dalam memperoleh kredit.<br /><br />"Misalnya saja, dengan model kemitraan dengan pengusaha, pengusaha yang memiliki modal, kemudian dimitrakan," kata Manaf.<br /><br />Sedangkan yang kedua, lanjut dia, sumber modal yang didapat dari perbankan.<br /><br />"Kami saat ini sudah memiliki program kredit usaha perkreditan sapi yang akan dikelola beberapa kelompok yang mengembangkan usaha sapi perah sebanyak 1.500 ekor," ujarnya.<br /><br />Namun sayangnya, saat berhadapan dengan bank justru menggantung. "Padahal, pemerintah pusat sudah mengatakan program itu harus disukseskan tidak ada alasan tetapi pihak perbankan seakan-akan mempersulit," kata Manaf.<br /><br />"Misalnya saja, syarat yang berbelit-belit dan lain sebagainya," kata dia.<br /><br />Padahal, jelas Manaf lagi, sudah ada satu perusahaan di Semudun Kabupaten Pontianak yang bersedia dan sudah memiliki pabrik tetapi perbankan tidak menyetujui dengan berbagai alasan.<br /><br />Ia khawatir, jika program tersebut tidak berjalan lancar, maka akan ada pemotongan sapi secara besar-besaran oleh peternak sebagai bentuk kekecewaan. <strong>(phs/Ant)</strong></p>