Utang Indonesia Terjaga

oleh
oleh

Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan bahwa fundamental ekonomi dalam kondisi baik dan utang Indonesia masih terjaga sehingga krisis di Amerika Serikat dan Eropa tidak terlalu berdampak terhadap perekonomian domestik. <p style="text-align: justify;">"Yang saya yakini adalah gejolak yang dialami oleh AS dan Eropa adalah karena faktor utang yang besar dari negara-negara itu. Tapi kondisi Indonesia selama 10 tahun terakhir menunjukkan kita bisa mengendalikan `debt to GDP`," kata Menkeu saat ditemui di Jakarta, Rabu.<br /><br />Ia menjelaskan, Indonesia konsisten dalam mengelola kesehatan utang dengan rasio sebesar 80 persen terhadap PDB sepuluh tahun lalu menjadi 26 persen pada 2011.<br /><br />Negara-negara yang mengalami pemulihan ekonomi lambat dan terkena dampak krisis seperti AS, memiliki rasio utang yang mencapai 100 persen terhadap PDB, diikuti Yunani 147,3 persen, Portugal 103,1 persen, Irlandia 102,4 persen, Italia 124,8 persen dan Jepang 227,4 persen.<br /><br />"Kita cukup konsisten dalam menjaga kesehatan utang kita, 10 tahun lalu debt to GDP ada di kisaran 80 persen. Sekarang 26 persen, kan turun. Di negara lain naik sampai di atas 100 persen, bahkan Jepang 200 persen, AS 100 persen GDP," ujar Menkeu.<br /><br />Ia mengatakan, kinerja pasar modal, perbankan, dan kebijakan fiskal masih baik secara fundamental dan hal tersebut menunjukkan saat ini pertumbuhan ekonomi berjalan stabil.<br /><br />Namun, Menkeu mengatakan, pemerintah menyiapkan antisipasi apabila pasar keuangan dunia tidak menunjukkan tanda-tanda akan membaik, apalagi sempat terjadi koreksi saham di bursa regional.<br /><br />"Kita memang antisipasi kalau AS dan Eropa ada yang `down grade` ratingnya, dan memang (AS dan Eropa) mau menghimpun dana, tentu nanti akan ada permintaan tingkat bunga yang lebih tinggi karena rating lebih rendah, tentunya bisa berimplikasi kepada pasar keuangan dunia," ujarnya.<br /><br />Menurut dia, kondisi global saat ini memberikan pelajaran bahwa setiap negara wajib mengelola utang mereka dengan hati-hati agar krisis ini pada masa mendatang tidak terulang kembali.<br /><br />"Kalau dari global kan salah satu pelajaran yang harus kita ambil, kamu harus kelola utangmu. Jadi ini juga pesan untuk kamu sebagai pribadi jangan lebih besar pasak daripada tiang, itu pesannya. Di negara-negara (yang terkena krisis) itu, ratio debt to GDPnya dan ratio fiskal defisitnya besar sekali," ujar Menkeu.<strong>(phs/Ant)</strong></p>