Ditengah perubahan cuaca ekstrim akhir-akhirnya khususnya di Kabupaten Sintang yang cukup mengacaukan sistem pertanian di lahan kering masyarakat pedalaman, pola pertanian padi pada lahan basah membuktikan diri mampu bertahan dan beradaptasi dengan musim yang ekstrim sekalipun. <p style="text-align: justify;">Hal tersebut diungkapkan Wakil Bupati Sintang Ignasius Juan saat melakukan panen padi varietas ciherang milik Kelompok Tani Karya Bakti Desa Buluh Kuning Kecamatan Sepauk pada Rabu, (16/02/2011).</p> <p style="text-align: justify;">“ancaman krisis pangan saat ini memang harus kita hadapi dengan bergandengan tangan dan saling bekerjasama, untuk itu saya minta para petani di sini yang sudah cukup sukses agar mau menjadi motivator dan fasilitator bagi para petani lainnya khususnya masyarakat pedalaman yang juga punya kemauan yang tinggi untuk belajar dan merubah pola pertanian dari lahan kering ke lahan basah," kata Juan.</p> <p style="text-align: justify;">Pemkab Sintang, lanjutnya siap memberikan stimulan kepada para petani dengan berbagai ilmu pengetahuan dan bantuan.</p> <p style="text-align: justify;">"Selebihnya masyarakat petani sendirilah yang harus bekerja keras mengembangkan pertanian tersebut. Hasil panen para petani disini sudah cukup baik sehingga diharapkan menjadi inspirasi bagi petani di desa dan kecamatan lain” jelas Wabup.</p> <p style="text-align: justify;">Sementara itu Arbudin, Kepala Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sintang menjelaskan hasil yang sangat baik tersebut diperoleh karena para petani mampu melakukan pola pengolahan tanah yang baik, disiplin dan kerja keras dalam penanaman, menggunakan sistem pertanian organik dan bertanam padi model System of Rice Intesification (SRI).</p> <p style="text-align: justify;">“Kita juga akan mencanangkan Gema Properti Petani yang berarti Gerakan Masyarakat yang Pro Restorasi Organisasi Petani, Edukasi, dan Riset Teknologi. Dan desa Buluh Kuning ini menjadi awal gerakan ini dan juga sebagai informasi penyuluhan pertanian, tempat pembelajaran petani khusus mengenai budidaya padi sawah yang berkelanjutan” jelas Arbudin.</p> <p style="text-align: justify;">Sa’i Ketua Kelompok Tani Karya Bakti menjelaskan bahwa padi yang dipanen merupakan panen yang kedua kalinya untuk musim tanam tahun 2010.</p> <p style="text-align: justify;">“Kita sudah panen dua kali dalam setahun. Padi yang kita panen ini, ditanam pada Oktober 2010. Artinya sekitar 4 bulan kita sudah bisa panen," ungkapnya.</p> <p style="text-align: justify;">Ditambahkan sawah yang mereka miliki luasnya sekitar 40 hektar. Soal pemupukan, para petani diakui menggunakan pupuk organik 500 kg, NPK 250 kg serta pupuk MOL 13 liter.</p> <p style="text-align: justify;">"Berdasarkan ubinan yang kita dibuat, diperoleh hasil panen 8 ton untuk satu hektar sawah” jelas Sa’i.</p> <p style="text-align: justify;">Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Sintang Ignasius Juan juga meninjau produk pertanian hasil karya Gabungan Kelompok Tani Sumber Rezeki, meresmikan Gema Properti Petani yang akan dijadikan pusat kegiatan penyuluhan untuk peningkatan produksi padi dan kelembagaan petani, serta berdialog dengan masyarakat Desa Buluh Kuning Kecamatan Sepauk. <strong>(phs)</strong></p>