Wakil Bupati Sintang, Drs. Askiman,MM menmenghadiri Dialog Kebangsaan yang diadakan oleh Pengurus Cabang Nahdatul Ulama Kabupaten Sintang di Balai Pegodai Kompleks Rumah Dinas Wakil Bupati Sintang, Sabtu (4/3/2017). <p style="text-align: justify;">Pada kesempatan ini Wakil Bupati menyampaikan persoalan mengenai kemajemukan di Indonesia, “kalau tidak dikelola dengan baik, akan menjadi ancaman yang signifikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.”<br /><br />“Tentunya saling menghargai, mencintai sesama, saling menghasihi daa menghargai antar suku bangsa dan tradisi yang merupakan kewajiban untuk mencipatakan susasana yang damai, yang lebih baik, yang penuh persaudaraan dan penuh dengan kekeluargaan,” papar Drs. Askiman, MM dalam sambutannya. “Oleh karena itu bagi kita semua sangatlah diperlukan untuk dapat menerima orang lain sebagaimana adanya sesuai dengan asas dasar negara kita. Untuk menghargai kebhinekaan dalam satu bingkai dalam wilayah NKRI,” terangnya.<br /><br />Wakil Buapti Sintang juga menjelaskan kondisi kebhinekaan yang ada di Kabupaten Sintang “Sebagai kawasan yang menerima transmigrasi terbesar di kalbar, sampai saat ini kondisi sosial masyarakat Sintang, baik itu orang Melayu, orang Jawa, orang Tionghoa maupun orang Dayak sangat mampu menghargai satu sama lainnya. Hal ini sangat membanggakan kita,” tegas Drs. Askiman, MM. Beliau jug amemberikan contoh di desa-desa di Sintang seringkali dijumpai, masyarakat Jawa bisa berbahasa Dayak, sebaliknya orang Dayak bisa berbahasa Jawa. “Patutlah hal itu selalu kita pertahankan. Apalah arti perbedaan ras, golongan, agama, apabila membawa kita ke jurang kehancuran,” tambahnya lagi.<br /><br />“Saat ini, kita berperang melawan kebodohan, ketika kita mampu dihasut untuk tidak saling menghormati satu sama lain, di adu melalui iptek, medsos, sehingga mampu merusak tatanan kehidupan kita. Penghargaan norma-norma kesopanan, norma moral dan norma lainnya, telah mulai surut,” terang Drs. Askiman, MM. “Hal ini mengingatkan kita untuk kembali melihat siapa diri kita sebagai bangsa yang besar, yang saling menghargai satu sama lain dalam bingkai NKRI sejak dulu,” tambahnya.<br /><br />Wakil bupati juga mengingatkan bagaimana peran media, hanya menyajikan informasi tidak menyentuh nilai-nilai kemanusiaan. “kredibilitas media menjadi sangat penting bagi masyarakat, jugapenting untuk menampilkan mediayang sungguh profesional dan mengarahkan masyarakat untuk menhargai pluralitas yang ada di Indonesia ini,” papar Drs. Askiman, MM.<br /><br />Mari berkomunikasi, berdialog untuk memperkokoh tali persaudaraan dalam bingkai pluralisme. “sehingga apa yang kita cita-citakan: harmonis dalam etnis, bersama antar agama, bersatu pada dalam setiap suku yang ada, menjadi nyata dalam kehidupan kita sehari-hari,” pungkasnya.<br /><br />Menurut Drs. Edi Sunaryo, ketua Pengurus Cabang NU Kabupaten Sintang, acara ini merupakan suatu rangkaian acara yang digelar dalam rangka Hari Lahirnya NU ke-91. “Sebelumnya kita sudah melaksanakan kajian kitab, untuk mengupas kesalahpahaman dalam memahami agama,” kata Edi.<br /><br />Menurutnya, kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 26 Februari 2017 diikuti oleh ratusan pemuka agama yang ada di Sintang. “hari ini kita mengadakan apel, kita mau menyebarkan nilai-nilai kebangsaan kepada anak muda kita,” tambahnya. Selain itu, ada tiga agenda lagi acara yang akan digelar dalam rangka memperingati hari lahir NU di Kabupaten Sintang, Pagelaran Budaya multietnis dan saat ini, kita sedang melangsungkan dialog kebangsaan yang menghadirkan wakasekjen PBNU,” terang Edy.<br /><br />“Dialog ini kita mengajak bersama-sama, bekerja untuk membangun masyarakat kit ayang damai. Kita sebagai warga negara Indonesia, kita begitu plural, begitu beragam,” papar Edy yang juga sekaligus menjadi moderator pada dialog. “keberanekaragaman ini harus pandai-pandai kita jaga, warna-warni budaya tersebut akan menjadi khasanah yang memperindah kehidupan kita,” tambahnya. <br /><br />Kegiatan ini menangkat tema, ‘Menjaga nilai-nilai pluralisme dalam bingkai kebhinekaan untuk memperkokoh NKRI. Peserta Dialog Kebangsaan ini lebih dari 200 peserta dari berbagai organisasi masyarakat dan organisasi pemuda yang ada di Kota Sintang. Hadir pula sebagai peserta dialog para mahasiswa dari berbagai universitas yang ada di Kota Sintang. Hadir juga Wasekjen PBNU KH. Ir. Suadi Damartyas Pranoto dan Ketua PC NU Jember, Dr. H. Abdullah Syamsul Arifin, MH.<br /><br />Dialog ini lebih menekankan pembahasan pada topik pluralisme. Dialog berlangsung dengan aktif dan meriah. Sejumlah pertanyaan dan didiskusikan bersama oleh para tokoh yang dituakan dan tokoh muda Kabupaten Sintang.<br /><br />Turut hadir dalam Dialog Kebangsaan ini, sejumlah tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat tokoh pemuda dan perwakilan dari berbagai organisasi kemasyarakatan yang ada di Sintang serta sejumlah forkopimda dan kepala SKPD yang ada di Kabupaten Sintang. (Hms)</p>