Walau Jalan Rusak Menghadang, Kami Tetap Ke sekolah

oleh
oleh

Yosep, salah satu dari puluhan pelajar asal Desa Sadak dan lima desa lainnya di kecamatan Sayan yang harus berjuang ekstra melintasi jalanan yang rusak parah untuk sampai ke sekolah. <p style="text-align: justify;">Rata-rata jalan menuju Desa Sadak dan desa lain  di daerah itu kondisinya rusak parah. Jangankan mobil sepeda motorpun tak bisa melintas jika memasuki musim penghujan seperti sekarang ini.<br /><br />“Biasanya satu jam sudah sampai ke sekolah, namun karena jalan rusak kadang sampai dua jam lamanya, bahkan kita juga sering terlambat sampai ke sekolah. Meskipun Jalan Rusak Terbentang, kami harus tetap ke sekolah demi mengejar cita-cita,” kata Yosep yang merupakan pelajar SMK 1 Sayan saat pulang sekolah Sabtu (24/1).<br /><br />Jalan yang dilalui Yosep dan teman-teman sekolahnya, sangat memprihatinkan, kubangan air terdapat dimana-mana, bahkan kedalamannya ada yang mencapai 1 meter. <br /><br />Jika hanya mengandalkan sepeda motor standar dapat dipastikan tidak bisa melintas sampai ke tujuan.<br /><br />Beberapa waktu lalu, Yosep dan temannya yang lain, bahkan harus merelakan uang jajannya Rp 5 ribu untuk sampai ke sekolah, karena mereka harus melewati jalan alternatif yang dibuat warga setempat.<br /><br />“Pulang pergi kami bayar Rp 5 ribu saat akan melintas jalan alternatif, kalau tidak gitu kami tidak bisa lewat. Karena kami rasa cukup berat kami akhirnya gotong royong membuat jalan lain di atasnya,” kata Yosep.<br /><br />Latif warga desa lainnya, bahkan mengalami nasib naas, sebab truk miliknya terperosok ke sungai saat melewati jalan tersebut. <br /><br />“Saat itu truk kami bawa muatan, pas mau nanjak tidak mampu, truk kami kemudian mundur dan akhirnya masuk ke sungai,” kata Latif.<br /><br />Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, truk yang sempat masuk ke sungai pun berhasil dievakuasi menggunakan alat berat. Namun demikian peristiwa tersebut cukup membuat dirinya mengalami kerugian cukup besar.<br /><br />Baik Yosep maupun latif berharap kepada pemerintah segera memperbaiki jalan tersebut, sebab beberapa waktu lalu akses transportasi enam desa di wilayah itu sempat lumpuh akibat tak bisa melintas.<br /><br /><br />Kerusakan jalan di Desa Sasak Pekawai Kecamatan Sayan, dimanfaatkan oknum warga untuk mencari keuntungan. <br /><br />Mereka membuat jalan alternatif di tanah mereka, kemudian mereka memungut biaya Rp 5 ribu kepada setiap pengendara yang melintas. <br /><br />Seperti yang dilakukan Hamidah, Ia membuat jalan ditanahnya sendiri sebagai jalan alternative agar, setiap kendaraan yang melalui jalannya harus membayar Rp. 5 ribu.<br /><br />“Kami hanya berniat bantu warga saja bang, kami buat jalan alternatif di tanah kami, jadi wajar kami pungut biaya Rp 5 ribu pulang pergi,” kata Hamidah.<br /><br />Bukan hanya membuat jalan alternatif, Hamidah juga membuat warung dadakan di lokasi itu. Dirinya mengharapkan warga yang kelelahan bisa istirahat sejenak untuk minum es ataupun kopi yang dijualnya.<br /><br />“Ya lumayanlah, kadang dapat Rp 30 sampai Rp 40 ribu perhari, sebab tidak semua orang mau lewat sini, kadang ada yang maksa lewat jalan yang rusak,” kata Hamidah.<br /><br />Terpisah, Wakil ketua DPRD Melawi, Kluisen mengaku prihatin atas kerusakan jalan di wilayah itu. Dirinya berharap kepada pejabat terkait bisa turun langsung ke lapangan guna melihat kondisi jalannya.<br /><br />“Pejabat jangan hanya pergi ke Pontianak terus, sekali-kali perlu turun ke lapangan melihat jalan di sana, jadi bisa tahu apa yang harus dilakukan, kalau jalan-jalan terus ke Pontianak, mana bisa memperhatikan pembangunan,” kata Kluisen.<br /><br />Kluisen mengatakan, karena kondisi darurat dan demi kebaikan bersama, dirinya terpaksa memerintahkan Dinas PU untuk mengerahkan alat berat di sana, jika tidak demikian sampai kapanpun akses jalan tersebut tidak bisa dilalui.<br /><br />“Alat berat sudah ada di sana, namun itukan hanya sementara, kita berharap ada tindak lanjutnya dari PU, bagaimana supaya jalan tersebut bisa diperbaiki, sebab 50 persen warga kecamatan Sayan melintasi jalan tersebut,” katanya. (Ira/kn)</p>